Saturday, June 21, 2008

Tingkatkan Imunitas, Hindari SARS . . . !

Tingkatkan Imunitas, Hindari SARS . . . !
Heboh penyebaran penyakit saluran pernapasan akut parah atau yang lebih umum dikenal dengan SARS (severe acute respiratory syndrome) diduga kuat telah masuk ke Indonesia. Hal yang bisa diterima logika mengingat luasnya kawasan Indonesia dan cukup tingginya arus lalu lintas manusia antarnegara dari dan ke Indonesia.

Sampai sekarang belum ditemukan obat mujarab untuk mengatasi SARS, bahkan penyebabnya secara pasti pun belum bisa dipastikan. Yang terbaik, mencegah terkena penyakit ini dengan meningkatkan imunitas tubuh.

Ahli nutrisi di Jakarta Pusat, Ririn MSc, mengatakan, imunitas tubuh bisa ditingkatkan dengan menghindari perilaku tidak sehat dan makanan yang kurang menguntungkan pertahanan tubuh seraya meningkatkan perilaku dan banyak mengonsumsi makanan yang meningkatkan imunitas.

Sementara dr Anies, MKK, PKK, dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakul- tas Kedokteran Universitas Diponegoro mengatakan, perilaku masyarakat Indonesia yang sering menyamaratakan gejala awal penyakit sebagai masuk angin membuat kewaspadaan berkurang dan menganggap remeh penyakit.

Ketika gejala dirasakan semakin parah, barulah penderita menemui dokter. Seringkali, karena penderita menganggap penyakitnya sebagai masuk angin, penderita dan juga keluarga penderita menolak dirawat atau diisolasi. Kondisi ini sering terjadi di masyarakat kita. "Budaya masyarakat kita ingin selalu berkumpul menjadi satu membuat keluarga enggan melepaskan penderita diisolasi di rumah sakit. Untuk dirawat inap biasa saja mereka keberatan, apalagi diisolasi. Mereka takut dikatakan sebagai pesakitan dan menganggap bisa merawat sendiri penderita," kata Anies.

Hal lain yang bisa meningkatkan risiko penyebaran penyakit adalah budaya menengok penderita. Budaya ini baik dan bisa meningkatkan keakraban serta mendorong semangat penderita, tetapi menurut Anies harus dilihat dulu apakah penyakit penderita dari jenis menular atau bukan. Apabila tidak bisa menghindari kontak langsung dengan penderita, jangan lupa mencuci tangan dengan sabun, antiseptik, atau alkohol 70 persen.

Anies menganjurkan untuk waspada bila ada anggota keluarga yang menderita demam, batuk-batuk, sesak napas, badan lemah, sakit kepala, otot terasa pegal, nafsu makan menurun, dan kondisi tubuh cepat menurun. Penyebaran virus melalui udara maupun percikan ludah karena itu perlu waspada berdekatan dengan orang yang dicurigai, dan memakai masker khusus saat berada di tempat ramai. Bagi yang bekerja di ruang tertutup dan berpendingin ruangan, sebaiknya sering-sering keluar ruang menghirup udara segar. Jangan lupa untuk istirahat secara cukup dan makan makanan bergizi.

Sebagai ahli nutrisi, Ririn melihat pencegahan segala macam penyakit, termasuk SARS, adalah dengan meningkatkan ketahanan tubuh dengan mengubah perilaku. Rekan Ririn, ahli nutrisi Alice Smith PhD, yang bekerja di Toronto General Hospital, Kanada, mengatakan, di sana sedang dikampanyekan kepada masyarakat untuk meninggalkan perilaku dan pola makan tidak sehat yang merugikan sistem kekebalan tubuh, terutama sistem pernapasan. Sudah enam orang meninggal di Toronto karena SARS.

Perilaku yang dianjurkan tidak dilakukan adalah merokok, minum minuman beralkohol, dan menghindari makanan dan minuman bergula, makanan dalam kaleng dan yang mengandung pewarna, serta lemak jenuh hewani maupun nabati. Makanan-makanan ini meningkatkan beban kerja hati yang berfungsi menyaring racun dan benih penyakit yang dibawa darah agar tidak memasuki sistem jantung dan paru.

"Berbagai penyakit, tak terkecuali SARS, berhubungan dengan imunitas tubuh. Bila imunitas kita baik, maka kemampuan tubuh menolak penyakit menjadi lebih baik. Kalaupun terkena SARS, mudah-mudahan tubuh bisa melakukan perlawanan," tutur ahli nutrisi yang menyelesaikan pendidikan S2-nya di Universitas Berkeley, Amerika Serikat.

Untuk meningkatkan imunitas dan memperbaiki selaput lendir yang melapisi dinding saluran pernapasan, dianjurkan mengonsumsi banyak makanan mengandung air dan yang hangat. Sup hangat adalah pilihan yang baik, sementara minuman dingin untuk sementara dihindari karena merangsang keluarnya lendir.

Makanan sebaiknya tidak digoreng karena penggorengan menguapkan air di dalam makanan. Selain itu, lemak dari minyak, apalagi yang digunakan berulang kali, bisa membebani kerja hati. Pemanggangan juga membuat makanan jadi kering dan bisa mempengaruhi selaput lendir sistem pernapasan. Jadi, makanan sebaiknya dikukus. Ini tantangan untuk para ahli masak agar menghasilkan resep makanan kukus, tetapi rasanya tetap enak.

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, disarankan mengonsumsi banyak protein hewani maupun nabati (tahu dan tempe antara lain), tetapi disarankan tidak digoreng. Susu bisa dikonsumsi, tetapi tidak dianjurkan untuk mereka yang sudah ada masalah dengan pernapasan karena mendorong produksi lendir.

Tentang kacang hijau dan ubi merah yang belakangan ini banyak disebut sebagai baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, Ririn menganjurkan untuk memasaknya memakai gula aren karena gula ini kaya mineral. Kacang hijau kaya dengan vitamin B, sementara ubi merah banyak mengandung antioksidan. Memasaknya harus ditutup supaya vitamin tidak hilang bersama uap air. Selain kacang hijau, kacang merah juga kaya vitamin B1 dan B3.

Ririn juga menganjurkan untuk menggunakan rempah-rempah di sekeliling kita dalam bentuk minuman atau bumbu masakan. Temulawak, misalnya, baik untuk meningkatkan fungsi hati dan mengandung bahan anti-infeksi; kunyit yang banyak mengandung antioksidan; jahe untuk melancarkan aliran darah; daun kenikir, daun ketumbar, daun kemangi, dan peterseli yang banyak mengandung antioksidan dan klorofil.

Tentu saja mengonsumsi banyak sayuran hijau dan berwarna sangat dianjurkan, demikian juga buah-buahan seperti pepaya dan jambu biji merah, tetapi kurangi buah-buahan bergetah seperti rambutan, kelengkeng, leci, cempedak, nangka, dan duren.

Bila ingin meningkatkan pertahanan tubuh dengan lebih intensif, Ririn menganjurkan untuk mengonsumsi juga suplemen vitamin C minimal 500 mg sehari untuk orang dewasa, sementara anak-anak balita cukup setengahnya; vitamin E antara 100-800 iu tergantung berat badan, dan balita antara 30-50 iu.

Untuk mendongkrak pertahanan tubuh dengan cepat, bisa meminum vitamin A dosis 50.000 iu untuk orang dewasa selama 2-3 hari lalu dikurangi hingga setengahnya selama tiga hari, dan selanjutnya cukup 5.000 iu secara teratur sampai ada kejelasan tentang SARS. Untuk anak-anak usia 5-12 tahun yang sering infeksi tenggorokan dosis bisa dimulai dari 10.000-20.000 iu per hari selama 2-3 hari, lalu diturunkan menjadi 2.000 iu dan dikonsumsi teratur sampai SARS mereda. "Tetapi, ibu hamil tidak boleh mengonsumsi vitamin A," papar Ririn.

Seng juga diperlukan untuk meningkatkan imunitas sel dan meningkatkan jumlah darah putih. Konsumsi dianjurkan 15-45 mg untuk orang dewasa selama tiga hari, lalu dikurangi menjadi 10-20 mg. Untuk anak-anak dosisnya antara 5-7,5 mg dan dikurangi menjadi 2,5-5 mg.
Sedangkan selenium dianjurkan sebanyak 100-200 mikrogram per hari, dan anak-anak 10-20 mikrogram. Sedangkan untuk yang percaya pada obat-obatan Cina, Ririn menganjurkan untuk meneliti bahan bakunya apakah benar-benar herbal yang biasanya digodok atau ternyata obat-obatan biasa seperti parasetamol dan antibiotik yang diaku sebagai obat Cina. Efeknya bisa jadi malah merugikan karena pemakaian yang tak terkontrol sebab dikira berbahan baku tumbuhan atau hewan yang efek sampingnya minimal. "Mengonsumsi makanan sehat dan berperilaku sehat sudah sangat membantu meningkatkan imunitas tubuh," tandas Ririn. (sumber: kompas).

No comments: