Friday, June 20, 2008

SARS : Hadapi dengan Makan & Istirahat . . . !

Dokter, apakah kolam renang itu aman dari risiko penularan penyakit SARS?" tanya seorang ibu yang khawatir dengan kesehatan anaknya kepada Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, Direktur Medik dan Perawatan Rumah Sakit Persahabatan.
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ini sekarang sering tampil di media massa jadi juru bicara soal penyakit yang dinyatakan sebagai ancaman WHO tanggal 15 Maret lalu.

Sabtu 19/4) lalu, bersama Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia, Dr. Marina Widjajarta, ahli gizi Dr Samuel Oetoro, MS, dan Dr. Handrawan Nadesul, Dr. Tjandra juga jadi pembicara dalam seminar Awas Ancaman Virus SARSdi community center apartemen Taman Anggrek Jakarta.

"Pertanyaan soal penularan SARS di kolam renang ini sudah sering diungkapkan," kata Dr. Tjandra pada sesi yang dimoderatori Widya Saraswati, Pemimpin Redaksi Tabloid Senior.
Menurutnya, masih banyak yang belum diketahui soal penyakit menghebohkan ini jadi wajar terjadi kepanikan di tengah masyarakat Dr. Tjandra sendiri menduga penularan SARS terjadi lewat percikan air ludah.

Soal kebingungan masyarakat tentang pemakaian masker, ia berkata, "Masker jenis N-95 itu diperlukan untuk orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien SARS. Kalau sekadar dipakai untuk jalan-jalan di mal, pakai masker bedah juga tidak apa-apa."

Di bagian lain, Dr. Marius menyayangkan informasi soal SARS yang cenderung ditutup-tutupi. "Padahal, menurut UU No.8/1999, konsumen kesehatan itu berhak memilih informasi yang benar jelas, dan jujur," ujarnya. Ketiadaan informasi yang jelas ini membuat masyarakat panik. Belum lagi ada promosi yang tidak benar soal masker dan suplemen.

Namun, keempat dokter pembicara sepaham, cara pencegahan yang paling efektif menghadapi SARS adalah istirahat dan olahraga cukup serta makan dengan gizi seimbang. Juga hindari stres karena stres itu menurunkan sistem kekebalan tubuh," tutur Dr. Samuel.

Sel imun itu, tambah Dr. Samuel, diganti terus selama 12-18 jam. Karena itu, diperlukan protein untuk memperbarui sel-sel tersebut. Kemudian perlu karbohidrat dan lemak sebagai bahan bakar proses pergantian sel. Tak lupa juga vitamin dan mineral untuk mengatur proses tersebut.

Bagaimana kita tahu makanan yang dikonsumsi sudah seimbang jumlahnya? Perhatikan bila kita makan tanpa disertai kenaikan atau penurunan berat badan, itu berarti makanan yang diasup sudah cukup jumlahnya, jawab Dr. Samuel.(Kompas)

No comments: