Sunday, May 25, 2008

Dua Aset Yang Sering Dilupakan Manusia

DUA ASET YANG SERING DILUPAKAN MANUSIA
Oleh dr Naharus Surur,M.Kes
“ An Ibnu Abbas RA qala: Qala Rasulullahu alaihi wasallama; ni’matani maghbunun fiihimaa kastirun minannaasi: ash-shihhatu wal faraghu”
“ Dari Ibnu Abbas RA berkata, bersabda Rasulullahu SAW; ada dua nikmat dimana kebanyakan manusia melalaikannya, yaitu kesehatan dan waktu luang (HR.Bukhari)


Manusia hidup di dunia ini sudah begitu banyak fasilitas yang diberikan oleh Allah SWT, namun kebanyakan manusia lupa terhadap nikmat-nikmat tersebut. Diantara begitu banyaknya nikmat yang Allah sudah berikan kepada manusia, ada dua nikmat utama sebagai modal dasar kehidupan ini yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu.
Dua asset utama tersebut yang pada akhirnya akan mengantarkan manusia ini, apakah dia akan menjadi manusia beruntung (bersyukur) atau kufur (menentang) pada akhir perjalanan hidupnya. Dua asset ini tak bisa dinilai dengan apapun karena manusia tidak akan berdaya ketika Allah mencabut dua nikmat ini.
Nikmat Sehat
Betapa kita baru bisa merasakan betapa nikmat sehat itu merupakan asset paling utama dalam mengarungi kehidupan ini. Tanpa sehat kita tak mampu lagi beraktifitas dengan optimal baik dalam urusan dunia maupun akherat. Kita tak bisa menikmati makanan yang terlezat di dunia ini, mana kala Allah mencabut nikmat pengecapan kita dengan diberikan sakit Stomatitis (sariawan). Kita tak mampu menikmati pemandangan yang terindah di dunia ini,katakanlah indahnya pantai di P. Bali atau Lombok, bila Allah mencabut nikmat mata dengan diberikan penyakit Trachom (buta). Kita tak bisa lagi melakukan perjalanan jauh dengan fisik yang selalu prima, bila Allah mencabut nikmat kesehatan jantung dengan Allah berikan penyakit PJK (penyakit jantung koroner). Kita akan sulit makan sembarangan lagi bila Allah memberikan penyakit yang kemudian dikenal sebagai mother of disease yaitu Kencing Manis (diabetes mellitus). Walau uang banyak yang seharusnya kita bisa belikan apapun makanan yang kita mau, namun harus mengendalikan nafsu tersebut karena makanannya sudah harus ditakar dari jumlahnya dan jenisnya.
Dengan penyakit-penyakit fisik tersebut sudah membuat manusia mengalami keterbatasan dalam beraktivitas. Bila dihitung secara cermat dan mendalam dari aspek ekonomi, maka opportunity lost-nya akan besar sekali bila seseorang tersebut jatuh sakit. Bila seseorang itu sakit satu hari, tiga hari, satu minggu, dua minggu, satu bulan, dua bulan, tiga bulan, setengah tahun, satu tahun dan bahkan seumur hidup? Kita tak mampu menghitung kerugian secara materi. Bahkan kita juga tak mampu menghitung berapa biaya yang harus disediakan untuk memulihkannya bila sampai cacat seumur hidup. Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan wahai manusia? QS: 55:13
Bila ditilik dari segi biaya yang harus kita anggarkan bila kita terkena penyakit, tentunya akan besar bila kita melakukan pencegahan. Sebagai contoh, bila seseorang karena faktor keturunan, makan obat-obatan sembarangan, minum alkohol yang tak terkendali, dan terkena penyakit infeksi yang menahun pada organ Ginjal, maka akan terkena penyakit Gagal Ginjal Kronik/GGK (renal failure). Akibatnya orang tersebut harus melakukan Hemodialisa (cuci darah) dengan frekwensi sangat jarang 1x/th, jarang 1x/6bln, sering 1x/3 bln, dan sering sekali 1-4x/bln. Sementara biaya setiap cuci darah minimal Rp.800.000. Kita tinggal menjumlahkan saja biaya yang diperlukan bila terkena salah satu penyakit tersebut. Belum lagi bila Allah memberikan penyakit dengan berbagai komplikasi.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Kita harus banyak bersyukur atas nikmat sehat yang telah Allah berikan kepada kita sebagai salah satu bekal untuk mengarungi kehidupan ini. Rasa syukur tersebut kita wujudkan dengan menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Nikmat Waktu
Hidup itu hakekatnya adalah satuan-satuan waktu yang kita lewati. Bila kita berumur enam puluh(60) tahun, maka hakekatnya kita mengakumulasikan satuan-satuan waktu hingga berjumlah enampuluh (60) tahun tersebut.
Allah telah menciptakan waktu atau dalam istilah alqur’an disebut masa, agar manusia mengisinya dengan rangkaian aktivitas yang berguna baik di dunia maupun akheratnya. ‘Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.’ QS:103:1-3
Satuan-satuan waktu yang telah Allah siapkan untuk manusia ini, agar dapat digunakan untuk paling tidak tiga(3) hal: 1. Memupuk keimanan, 2. Amal shaleh, dan 3. Dakwah. Waktu-waktu yang ada harus kita selalu gunakan dalam rangka menambah dan memperkuat ke-imanan kita bersama. Jangan sampai aktivitas kita terlepas dari kerangka keimanan ini, karena setiat nafas dan denyut nadi kita pada hakekatnya akan dimintai pertanggung-jawaban disisi Allah SWT. Jangan lupa bahwa setiap aktivitas kita itu, baik disadari ataupun tidak Allah selalu hadir dan selalu ikut campur dalam persoalan kita. Ketika kita mendapatkan kesuksesan dan keuntungan, pada hakekatnya Allah hadir untuk menguji kita apakah kita menjadi hamba yang bersyukur atau tidak. Ketika Allah memberikan musibah, pada hakekatnya Allah sedang hadir apakah kita termasuk hamba yang sabar atau tidak. Sehingga kewajiban kita pada Allah SWT adalah selalu ridha terhadap ketentuan (taqdir) yang telah Allah berikan kepada kita, baik yang berupa kenikmatan ataupun musibah.
Allah juga menuntut kepada manusia agar selalu berkarya yang terbaik (amal shaleh) selama di dunia ini, karena ‘Ad-dunya majraatul akherah’ (dunia itu tempat bercocok tanam agar dapat dipetik di akherat nanti). Manusia harus memiliki karya yang terbaiknya dengan segala jenis kemampuan dan posisinya selama di dunia ini. Tidak ada lagi ungkapan, apalah saya ini yang nggak memiliki ilmu, harta dan agama yang baik. Karena Allah tidak akan melihat tampilan luar dari sebuah karya/amal dan kuantitasnya, namun Allah akan melihat kualitas karya/amal tersebut. Dan Allah juga tidak melihat asal usul maunusia,status sosial dan ekonominya, namun Allah melihat setiap individu siapapun dia. Maka kewajiban kita setiap waktu untuk berkarya/beramal dengan sebaik-baiknya tanpa sedikitpun menyia-nyiakan waktu yang ada.
Allah juga menuntut manusia, setelah mereka beriman kepada Allah dan selalu beramal shaleh dalam setiap satuan waktu yang telah disediakan-Nya, agar manusia juga melakukan duplikasi kebaikan-kebaikan yang telah dilakukannya kepada setiap orang. Itulah aktivitas yang kita kenal dengan Da’wah. Amal dakwah ini bukan hanya kewajiban para Nabi dan Rasul, namun kepada setiap manusia beriman dimuka bumi ini. Sealam ini ada kesalahan persepsi ditengah-tengah masyarakat. Seolah-olah kewajiban dakwah untuk saat ini hanya dilakukan oleh para Kyai,ajengan,ustadz, tuan guru dan orang-orang yang mengerti agama. Pada hal ini aktivitas yang menjadi mata rantai para Nabi dan Rasul hingga akhir zaman. Karena Rasululllah Muhammad SAW telah meninggal, maka kewajiban itu jatuh kepada kita sebagai ummatNya.
Inilah dua nikmat yang harus kita syukuri dan selalu kita optimalkan dalam setiap aktivitas kita di dunia ini. Jangan sampai kita menyesal, ketika Allah cabut dua nikmat tersebut dari kehidupan kita. Kita selalu mensyukurinya dengan selalu menggunakan waktu dan kesehatan kita untuk selalu beramal shaleh seoptimal mungkin.

No comments: