Friday, December 12, 2014

GAYA HIDUP SEHAT

GAYA HIDUP SEHAT




Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistic. Manusia tidak dipandang dan dijadikan sebagai obyek kesehatan, namun sebagai subyek sehingga kesehatan menjadi modal utama bagi manusia yang sangat vital.
Melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor, pembangunan kesehatan akan berhasil manakala dijadikan sebagai main-streem pembangunan. Sukses tidaknya kesehatan sangat ditentukan oleh dukungan dari sektor-sektor lain. Jangan dianggap bahwa kesehatan itu hanya menjadi tanggung jawab satu sektor saja, dalam hal ini Kemenkes, namun ditentukan oleh kerjasama dari sektor-sektor yang lain.
Menurut Hendrick L.Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat atau perorangan, yaitu: perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan.

Dari ke 4 faktor di atas ternyata pengaruh perilaku/gaya hidup cukup besar diikuti oleh  pengaruh faktor lingkungan, pelayanan kesehatan dan keturunan. Ke empat faktor di atas sangat berkaitan dan saling mempengaruhi. Menurut teori lama H.L Blum (1956), gaya hidup atau prilaku itu hanya berpengaruh kurang dari 50% terhadap status derajat hidup perseorangan dan masyarakat. Akan tetapi di era digital seperti sekarang, para ahli kesehatan dunia generasi saat ini, memberikan bobot yang sangat besar terhadap pengaruh gaya hidup tersebut lebih dari 75% dibanding 3 faktor yang lain.
Gayahidup/perilaku yang sehat pada level individu akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan pada level masyarakat dan negara, hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup. Gaya hidup seperti apa dan bagaimana mewujudkannya itulah yang ingin diuraikan dalam tulisan kali ini secara bersambung.
Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam kehidupan di sekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang mengidap penyakit seperti: gatal-gatal, infeksi saluran pernafasan dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit Demam Berdarah juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan yang tidak bersih,banyaknya tempat penampungan air yang tidak pernah dibersihkan menyebabkan perkembangan nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk di sekitar memiliki risiko tergigit nyamuk dan tertular demam berdarah.
Ketersediaan fasilitas dengan mutu pelayanan yang baik akan mempercepat perwujudan derajat kesehatan masyarakat. Dengan menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu secara merata dan terjangkau akan meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas tentunya harus ditopang dengan tersedianya tenaga kesehatan yang merata dan cukup jumlahnya serta memiliki kompetisi di bidangnya.
Banyak penyakit-penyakit yang dapat dicegah, namun sebagian penyakit tidak dapat dihindari, seperti penyakit akibat dari bawaan atau keturunan. Semakin besar penduduk yang memiliki risiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya meningkatkan derajat kesehatan.
Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju. Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

POLA GAYA HIDUP SEHAT

Gaya hidup (lifestyle) adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat, dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan ‘frame of reference’ yang dipakai seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan status sosial yang disandangnya.
Gaya hidup sehat adalah segala kebiasaan dan perilaku yang ditujukan dalam kerangka mencapai status kesehatan individu dan masyarakat yang baik. Gaya hidup sehat meliputi pola nutrisi (makanan dan minuman sehat), pola aktivitas ( olah raga dan aktivitas sehari-hari termasuk kerja), pola istirahat (tidur dan rehat sesaat), pola mengatasi stress, dan pola pikir & ibadah. Gaya hidup sehat ini akan dijelaskan secara detail satu persatu di bawah ini;

Pertama, Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan.Nutrisi yang baik terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air dan mineral.
 Penelitian dibidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal . Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standar kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi(zat gizi) dasar ini dikenal di dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowence (RDA).

Seiring dengan perkembangan ilmiah dibidang medis dan biologi molekular, bukti-bukti medis menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk menjaga fungsi optimal tubuh dan mencegah atau membantu penanganan penyakit kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan bahwa akar dari penyakit kronis adalah ‘stress oksidatif’ yang disebabkan oleh berkelebihannya ‘radikal bebas’ di dalam tubuh.

Penggunaan nutrisi dalam level yang optimal, dikenal dengan Optimal Daily Allowence (ODA), terbukti dapat mencegah dan menangani stress oksidatif sehingga membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini dapat dicapai bila jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan penyakit, penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat membantu efektifitas dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari pengobatan. Karena itu, nutrisi/ gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan kualitas hidup. (Wikipedia)

Namun dalam kenyataannya ODA itu tidak hanya bersifat komplementer dalam mengefektifkan pengobatan dan meng-eleminasi efek obat. Akan tetapi, dia juga sangat efektif dalam terapi untuk penyakit-penyakit akut maupun kronis. Banyak sekali para dokter dan tenaga kesehatan baik yang ada di dalam maupun luar negeri yang membuktikan kehebatan terapi nutrisi ini. Kebanyakan orang hanya tau terapi nutrisi lebih kearah pengelolaan obesitas (kegemukan), dan memang sangat efektif mengatasi masalah obesitas ini.

Bila pemilihan nutrisi ini benar baik dalam komposisinya,apakah itu keseimbangan antara karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air dan mineral berbanding dengan kebutuhan manusia sesuai dengan daerah dan jenis profesinya. Maka hal tersebut, akan sangat berpengaruh positif terhadap kesehatan seseorang.

Pemilihan jenis nutrisi menjadi pilihan utama dalam kerangka untuk mempertahan dan meningkatkan kesehatan tubuh. Bila pemahaman ini tidak dimiliki oleh kita bersama, maka akan berakibat buruk terhadap kesehatan baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Kita sering mengabaikan apakah jenis makanan murni (asli tanpa olahan/ makanan fresh), ataupun makanan olahan yang harus kita konsumsi setiap hari. Kebanyakan dari kita ternyata lebih banyak memilih makanan olahan (makanan yang sudah ditambah dengan berbagai zat kimiawi, dimasak dan dikemas dengan kaleng/plastik dll), dengan alasan praktis dan telah dipromosikan/ diiklankan dengan besar-besaran seolah-olah makanan tersebut bergizi baik. Padahal makanan olahan tersebut, sudah ada intervensi atau campur tangan manusia sesuai dengan selera dan asumsi gizi yang baik buat tubuh, namun ternyata dalam waktu yang lama makanan olahan tersebut berdampak buruk terhadap tubuh manusia.

Jenis karbohidrat yang sesuai dengan anatomi tubuh manusia, adalah karbohidrat komplek (karbohidrat yang dicerna dan diserap oleh tubuh secara perlahan-lahan, seperti beras merah/ gandum/ kacang-kacangan/ polong-polongan/ buah-buahan/ sayur-sayuran dll), bukan jenis karbohidrat simple/ sederhana (karbohidrat yang cepat dicerna/ diserap oleh tubuh, seperti makanan olahan/ gula putih/ tepung putih/ beras putih dll).

Jenis lemak yang dibutuhkan tubuh adalah lemak essential/ tak jenuh yang terdapat pada minyak omega 3 (berasal dari ikan pedalaman/ ikan salmon/ikan liar di laut dalam/ikan segar/ ikan berukuran kecil), namun juga bisa berasal dari minyak jagung, minyak kedelai, minyak rami, kacang-kacangan, biji-bijian seperti kenari, minyak zaitun, alpukat, telor dll. Sementara jenis lemak yang kedua adalah lemak jenuh yang kebanyakan harus kita hindari, yang terdapat pada daging berwarna merah, makanan yang terbuat dari susu, jerohan dll.

Yang ketiga adalah lemah Trans atau lemak terhidrogenasi yang harus dihindari untuk dikonsumsi. Ini adalah lemak buatan manusia  yang relatif baru yang tujuan awalnya untuk memproduksi mentega buatan dari minyak nabati pada saat terjadi paceklik. Ide awalnya sangat bagus, namun produk lemak Trans ini seperti margarin atau mentega ternyata sangat beracun bagi tubuh manusia karena menghalangi metabolisme dan menambah berat badan.

Sementara jenis protein yang baik untuk kebutuhan tubuh kita berasal dari; kacang-kacangan, polong-polongan, kedelai (tahu, tempe dll), biji-bijian, telur, daging berwarna putih, ikan, daging sapi dan kambing yang organik (pemakan rumput-rumputan).

Vitamin adalah bahan organik, sementara mineral adalah bahan an-organik. Kedua nutrisi esensial ini bekerja saling melengkapi dalan menjalankan mereka masing-masing. Ada yang berasal dari makanan yang kita makan dan air yang kita minum, namun ada juga yang harus dikonsumsi dari suplemen luar.


Dr. Naharus surur,M.Kes
Health consultant 


Sunday, October 26, 2014



HIDUP SEHAT: kenapa tidak?
Dua nikmat yang sering dilupakan oleh manusia adalah nikmat sehat dan waktu luang, sebagaimana hadist ini; ‘"Dari Ibn Abbas RA berkata : telah bersabda Rasulullah SAW : "dua nikmat yang kebanyakan manusia sering lupa dan lalai, yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu lapang/luang." (riwayat Bukhari). Kita belum merasakan nikmat yang begitu besar dari Allah SWT dalam kehidupan ini berupa kesehatan, bila mana kita belum merasakan kehilangan nikmat sehat tersebut. Kita sering lupa nikmat sehat ini, baru ingat begitu berharganya nikmat sehat ini ketika kita jatuh sakit, apalagi sakit yang berat sehingga merenggut kenikmatan yang biasa didapat. Kita ingat ketika masuk Rumah Sakit atau harus istirahat total di rumah, dimana untuk sementara waktu atau bahkan seterusnya tak bisa beraktivitas dan beribadah.

Dua asset atau modal yang begitu berharga ini sering disia-siakan oleh kita bersama sebagai manusia modern seperti sekarang ini, dimana di era digital yang serba praktis dan instan yang membuat manusia juga mengharapkan kesehatan bisa didapat dengan mudah dan instan. Seakan-akan kesehatan itu ‘given dari Allah’ tanpa ada usaha dari manusia. Wajarlah bila manusia kemudian mengabaikan nikmat sehat ini.
Hidup sehat yang berkelimpahan itu harus direncanakan dan diusahakan/diperjuangkan, sehingga setiap kita harus menyadari betul apa makna dan manfaat hidup sehat. Seperti ungkapan ini,’ To create health, you need a new kind of knowledge, based on a deeper concept of life (Deepak Chopra).

Ungkapan tersebut sangat dalam, bila kita ingin mendapatkan kehidupan yang sehat maka tidak sekedar kita harus mengetahui tentang kesehatan yang benar, namun juga harus faham benar tentang konsep kehidupan ini, kenapa Allah menciptakan manusia di muka bumi ini dan untuk apa kita diciptakan?. (QS: 51:56)


MIND-SET HIDUP SEHAT
Kita bersama sudah menyadari tentang apa dan mengapa kita diciptakan Allah SWT dimuka bumi ini, maka kita juga akan menyadari betapa pentingnya ‘ healthy life style’. Hidup sehat harus sudah ter-internalisasi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak lagi hanya menjadi slogan dan tema kampanye dalam setiap pemilu ataupun hanya dalam sebuah kebijakan pemerintah, akan tetapi kosong dengan ruh dan maknanya. 

 


Kita bersama harus menyadari bahwa hidup sehat itu tidak sekedar mempertahan tubuh supaya tidak sakit, namun harus dimaknai lebih. Indikator hidup sehat harus kita lenkapi, bahwa tubuh sehat adalah tubuh yang  mampu berkarya sepanjang umur/hidup dengan kematian yang tanpa menyusahkan pihak keluarga.
Hidup sehat yang hakiki harus mampu mengantarkan manusia hidup produktif sepanjang usia dan sehat selalu sepanjang hidup, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah. Begitu pula pola hidup sehat yang dilakukan oleh orang-orang pedalaman Jepang dan Tiongkok, telah mampu mengantarkan harapan hidup pangjang sampai 90 sd 100 tahun. Namun bukan saja orang-orang lama dan hidup dipedalaman yang bisa hidup panjang dan tetap produktif sepanjang umurnya. Ada Pablo Picassao yang tetap berkarya dalam dunia artistknya di usia 90 tahun, dr Hiromi Shinya MD hampir 80 tahun tetap praktek dan produktif menulis, dan tentu banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Hidup sehat dengan harapan hidup yang panjang adalah sebuah kondisi yang bisa kita wujudkan bersama dimasa ke depan. Dengan catatan, kita harus mau dan mampu menerapakan pola hidup sehat sepanjang hidup kita ditengah gempuran iklan-iklan yang menyesatkan dari industri makanan dan obat-obatan.
Kesadaran akan hidup sehat, menyadarkan kita tentang apa yang kita makan dan minum itu harus disesuaikan dengan kebutuhan fisiologis tubuh kita. Bukan sekedar melampiaskan selera yang hakekatnya itu hanya di mulut saja. Juga sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan dan gaya hidup kita sehari-hari.

HIDUP SEHAT TANGGUNG-JAWAB INDIVIDU
Ada kesalahan berpikir selama ini, bahwa sehat dan sakit itu bukan menjadi tanggung jawab masing-masing orang, namun sering dialihkan ke petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat, petugas kesling ahli gizi dll). Apa akibat dari pola pikir seperti ini bagi kesehatan kita bersama? Seolah-olah sehat dan tidaknya kita tergantung pada orang lain. 

Orang sering bersandar penuh (100%)  kepada dokter ketika sakit, tentunya setelah bersandar kepada Allah SWT. Hal ini mengakibatkan petugas kesehatan begitu semena-mena mengambil alih pemulihan kesehatan pasien. Pasien lupa bahwa tubuhnya adalah melekat dengan dirinya, sehingga sehat dan sakit sesungguhnya tergantung dirinya. Walaupun, dokter telah  memberikan obat yang terbaik ,tapi kalau pasien abai terhadap tanggung-jawabnya maka terapi tersebut akan sia-sia. Bilamana mulai saat ini, kita menyasadari bahwa sesungguhnya sehat-sakit itu sangat tergantung pada masing-masing individu kita.

Pihak-pihak diluar kita adalah hanya bersifat supporter saja, namun pelaku atau pemain utama penentu hidup sehat itu ya kita sendiri. Oleh sebab itu, kesadaran dan pemahaman tentang urgensi hidup sehat harus selalu di upgrade dari waktu ke waktu. Kita harus terbuka dengan perkembangan ilmu kesehatan modern, jangan sampai kita berpegang dengan mitos-mitos kesehatan yang sudah melegenda dari masa ke masa selama ini. Walaupun mitos tersebut adalah salah kaprah terhadap ilmu kedokteran dan kesehatan.

 Banyak kesalahan dalam pola makan dan minum yang diakibatkan oleh karena berpegang pada teori lama tentang gizi sebagai contohnya. Yang menjadi dasar kita bertindak bukan sekedar ini atas saran dokter dan petugas kesehatan lainya, namun atas kesadaran diri dengan berbasis pengetahuan yang memadai tentang kesehatan. Di era digital seperti ini, sudah tidak ada lagi monopoli ilmu apapun oleh suatu profesi apapun termasuk ilmu kesehatan. Setiap orang dengan mudahnya bisa mendapatkan pengetahuan apapun memelalui buku dan internet. Kewajiban kita masing-masing adalah membuka dan mengakses ilmu pengetahuan yang begitu banyak dan luas tersebut. 

Fungsi dokter masa depan itu sebagai mediator dan fasilitator, bukan lagi sebagai pihak satu-satunya yang paling otoritatatif dalam menyembuhkan pasiennya. Sebagaimana ungkapan dibawah ini; ‘ the doctor of the future will give no medicine, but will interest his patient in the care of the human frame, in diet and in the cause and prevention of disease ( Thomas Alva Edison).

Ada dua reposisi yang harus dilakukan, pertama oleh dokter / tenaga kesehatan di satu sisi dan kedua pasien disisi yang lain. Bagi dokter/tenaga kesehatan harus merubah peran yang selama ini begitu dominan dalam memegang otoritas penyembuhan menuju peran fasilitasi dan mediasi. Pasien dijadikan subyek atau partner dalam menyembuhkan suatu penyakit. Peran pasien juga mengalami pergeseran yang sebelumnya menjadi obyek dokter/tenaga kesehatan bergeser menjadi partner dokter. Perubahan peran ini mengakibatkan perubahan tanggung-jawab penyembuhan tidak lagi ditangan dokter/tenaga kesehatan sepenuhnya, namun ‘ take ownership your body’ atas kesembuhan penyakit. Wallahu a’lam

dr. Naharus Surur,M.Kes
Health consultant
naharus@gmail.com