MARHABAN YA RAMADHAN
PUASA DAN
KESEHATAN
(bagian I)
Alhamdullih kita sudah di penghujung bulan Sya’ban dan
sebentar lagi memasuki bulan suci Ramadhan. Saya akan berbagi lagi tulisan tentang puasa dan kesehatan yang pernah saya posting ramadan tahun lalu,namun karena penting dan tak ada masalah yang basi dalam masalah ini sehingga saya posting lagi.
Semua ummat Islam di seluruh dunia menyambutnya dengan suka cita, ada yang menyambutnya dengan pendekatan acara-acara sosial-budaya, namun tak sedikit pula yang menyambutnya dengan aktivitas-aktivitas yang dipilih dengan ketat kesesuaiannya dengan syariah.
Semua ummat Islam di seluruh dunia menyambutnya dengan suka cita, ada yang menyambutnya dengan pendekatan acara-acara sosial-budaya, namun tak sedikit pula yang menyambutnya dengan aktivitas-aktivitas yang dipilih dengan ketat kesesuaiannya dengan syariah.
Ada yang menyambutnya dengan karnaval dengan melibatkan
berbagai kalangan, dari anak-anak sampai dengan orang dewasa berkeliling
disekitar lingkungannya bahkan sampai keliling kota dengan atraksi-atraksi
budaya dan membagikan selebaran aneka penjelasan praktis tentang Ramadhan. Ada yang
menyambut dengan melakukan bersih-bersih lingkungan dan tempat-tempat ibadah.
Ada pula yang melakukannya dengan ziyaroh kubur, baik
dilakukan kepada ahlul kubur secara umum atau sekalian dengan ahlul kubur yang
masih family (sanak- saudara). Untuk wilayah tertentu dilakukan secara
bersama-sama, dengan dilakukan terlebih dahulu pembersihan makam secara
gotong-royong, yang kemudiannya dilanjutkan dengan makan-makan bersama yang
sudah dipersiapkan dari rumah-masing-masing. Dan inilah yang dikenal dengan
budaya ‘Nyadran’ yang dilakukan kebanyakan di pulau Jawa.
Banyak juga yang menyambutnya dengan melakukan bazar murah,
yang dimaksudkan membantu meringankan kaum duafa agar dapat membeli bahan-bahan
pokok yang melambung saat menjelang Ramadhan. Karena bersamaan dengan liburan
sekolah juga dilakukan dengan khitanan massal, sebagai upaya juga meringankan
kaum duafa untuk menyunatkan anaknya karena biayanya juga cukup mahal bila
dilakukan sendiri.
Ada juga yang melakukan penyambutan Ramadhan yang kemudian
dikenal sebagai Tarhib Ramadhan, dengan melakukan kajian-kajian keilmuan
tentang Fiqh Shaum yang dilakukan di masjid-masjid umum maupun perkantoran dan
seminar atau tabligh akbar. Juga dilakukan melalui media-media elektronik (TV
dan Radio), media cetak dan media social yang sedang booming dikalangan muda
Islam di seluruh dunia. Kemudahan tehnologi informasi memudahkan melakukan
komunikasi diseluruh dunia dengan konten-konten dakwan, baik melaui BBM,
twitter, blog, website, sms dan segala hal yang berbau soc-med, dan sarana ini
pun luar biasa digunakan untuk media dakwah khususnya tentang masalah shaum
Ramadhanan.
Aktivitas-aktivitas tersebut di atas, kesemuanya sesungguhnya
dalam kerangka menyambut Ramadhan dan mensyiarkan puasa Ramadhan yang sebentar
lagi akan datang. Maka, bersiap-siaplah wahai kaum muslimin dimanapun anda
berada untuk menyambutnya dengan bekal kesiapan fisik, ruhi dan ilmu, sehingga
pelaksanaan Ramadhan kali ini bisa lebih bermakna. Aktivitas-aktivitas tersebut
juga dalam kerangka ice-breaking menjelang Ramadhan agar kaum Muslimin
menyambutnya dengan suka cita tanpa terbebani dengan adanya shaum ramadhan ini,
sebagaimana hal ini juga dilakukan Rasulullah di akhir sya’ban menjelang
ramadhan;
Disebutkan
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan An-Nasai dari Abu Hurairah
Radliallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menggembirakan para sahabat dengan sabdanya:
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ
افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ
وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ
لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ )رواه
أحمد و النسائى)
“Sesungguhnya
telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah memerintahkan
berpuasa di dalamnya. Dalam bulan Ramadhan dibuka segala pintu surge, dikuci
segala pintu neraka dan dibelenggu segala syetan. Di dalamnya ada satu malam
yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa tidak diberikan kepadanya
kebajikan pada malam itu, berarti telah diharamkan baginya segala rupa
kebajikan.” (HR. Ahmad dan An-Nasai)
Selanjutnya
jika Ramadhan datang Rasulullah menyampaikan kepada para sahabat dengan
sabdanya:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ سَيِّدُ
الشُّهُوْرِ فَمَرْحَبًابِهِ وَ أَهْلاً، جَاءَ شَهْرُ الصِّيَامِ
بِاْلبَرَكَاتِ فَأَكْرِمْ بِهِ مِنْ زَائِرِ هُوَ اَتِ (رواه الطبرانى)
“Telah
datang bulan Ramadhan kepadamu, penghulu semua bulan, sampaikanlah ucapan
selamat dating kepadanya. Telah dating bulan puasa yang membawa segala
keberkahan, maka alangkah mulianya tamu yang dating itu.”
(HR. At-Thabrani)
KUTBAH RASULULLAH MENYAMBUT RAMADHAN
Berikut disampaikan khutbah sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di hari terakhir bulan Sya'ban untuk menyambut Ramadhan, hadits ini riwayatnya lemah namun teriwayatkan lebih dari 25 riwayat, dan pada makna-makna kalimatnya didukung oleh hadits-hadits shahih, maka pada hakikatnya meskipun hadits ini riwayatnya lemah namun merupakan perpaduan hadits-hadits shahih yang terpecah, dan riwayat diatas merupakan riwayat yang merangkum kesemuanya. Maka berikut ini khutbah beliau di akhir bulan Sya'ban seraya menyambut bulan Ramadhan :
أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ
فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً،
وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخِصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ،
كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً
كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَة فِيْمَا سِوَاهُ، وَهُوَ شَهْرُ
الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرٌ
يَزْدَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِيْهِ صَائِمًا كَانَ
مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلَ
أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ، قَالُوْا: لَيْسَ
كُلُّنَا نَجِدُ مَا يفطرُ الصَّائِمُ فَقَالَ : يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ أَوْ شَرْبَةَ مَاءٍ أَوْ مَذقَةَ لَبَنٍ،
وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ
مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ، وَأَعْتَقَهُ مِنَ
النَّارِ، وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ، :
خِصْلَتَيْنِ تَرْضْوَنِ بِهِمَا
رَبَّكُمْ، وَخِصْلَتَيْنِ لَا غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخِصْلَتَانِ
اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللهُ وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لَا غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا
فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ وَ تَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ
أَشْبَعَ فِيْهِ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ
حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ.
Artinya:" Wahai manusia, sunguh telah dekat kepadamu bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, yang didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik (nilainya) dari seribu bulan, bulan yang mana Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai fardhu, dan shalat (tarawih) di malamnya sebagai sunah. Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan satu kebaikan (amalan sunnah), maka pahalanya seperti dia melakukan amalan fardhu di bulan-bulan yang lain. Barangsiapa melakukan amalan fardhu di bulan ini, maka pahalanya seperti telah melakukan 70 amalan fardhu di bulan lainnya. Inilah bulan kesabaran dan balasan atas kesabaran adalah surga, bulan ini merupakan bulan kedermawanan dan simpati (satu rasa) terhadap sesama. Dan bulan dimana rizki orang-orang yang beriman ditambah. Barang siapa memberi makan (untuk berbuka) orang yang berpuasa maka baginya pengampunan atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan dia mendapatkan pahala yang sama sebagaimana yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa .
Mereka (para sahabat) berkata : "Wahai Rasulullah! tidak semua dari kami mempunyai sesuatu yang bisa diberikan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka."
Rasulullah menjawab: "Allah akan memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan sebiji kurma, atau seteguk air, atau setetes susu". Inilah bulan yang permulaannya (sepuluh hari pertama) Allah menurunkan rahmat, yang pertengahannya (sepuluh hari pertengahan) Allah memberikan ampunan, dan yang terakhirnya (sepuluh hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka . Barangsiapa yang meringankan hamba sahayanya di bulan ini, maka Allah SWT akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. Dan perbanyaklah melakukan empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah yaitu syahadah (Laailaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka . Dan barang siapa memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku (Haudh) dimana dengan sekali minum ia tidak akan merasakan haus sehingga ia memasuki surga ".