Friday, June 27, 2008

Aneka ramuan pencegah SARS (2)

3. Mengkudu
Buah yang juga dikenal dengan nama pace atau noni ini telah lama dikenal sebagai obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Hingga kini, penelitian terhadap buah buruk rupa ini terus dilakukan secara intensif.
Penelitian oleh Dr. Paul Heinike pada awal abad 20 mengungkapkan bahwa tanaman ini mengandung enzim proxeronase dan alkaloid proxeronine. Kedua zat ini akan membentuk zat aktif bernama xeronine di dalam tubuh. Zat ini akan dibawa aliran darah menuju sel-sel tubuh. Hasilnya, sel-sel itu akan lebih aktif, sehat, dan terjadi perbaikan-perbaikan struktur maupun fungsi.
Cara pemanfaatan :
Endah Lasmadiwati, ahli tanaman obat dari Taman Sringanis, Bogor, menganjurkan resep berikut untuk menikmati buah mengkudu. Siapkan dua buah mengkudu yang sudah tua. Cuci bersih kemudian simpan selama dua hari sampat benyek. Setelah itu remas-remas dalam dua gelas air. Saring dan sisihkan. Sementara itu, siapkan satu jari kunyit dan dua jari jahe. Bakar dan memarkan. Ambil satu jari kayu manis dan sereh serta tujuh buab kapulaga dan cengkeh. Bahan-bahan tersebut direbus dalam dua gelas air. Tunggu sampal mendidih dan berbau harum. Campurkan air rebusan bahan tersebut dengan buah rnengkudu yang telah disaring. Tambahkan sedikit garam dan gula jawa secukupnya.

4. Lidah Buaya
Dr. Suprapto menyarankan konsumsi lidah buaya supaya tubuh lebih fit dan segar. Tanaman ini juga bermanfaat untuk menjaga stamina orang yang sudab tua dan mudah sakit. Endah juga mengungkapkan bahwa lidah buaya bermanfaat untuk meringankan penyakit batuk dan bronkitis.
Cara pemanfaatan :
Siapkan setengah telapak tangan lidah buaya. Cuci bersih dan dikupas. Tambahkan tigaperempat gelas air. Blender air bersama gel lidah buaya tersebut. Tambahkan madu secukupnya.

5. Apel
Buah ini mengandung vitamin C yang merupakan antioksidan dan berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh. Konowalchuck J. pada tahun 1978 mempublikasikan artikel berjudul Antiviral Effect of Apple Beverages. Ia menyebutkan bahwa sari buah apel sangat baik diminum untuk melawan berbagai serangan infeksi virus. Menurut buku Natural Remedies, dosis apel yang bisa melindungi tubuh dari virus adalah tiga kali sehari satu buah atau segelas jus apel.

Sunday, June 22, 2008

Aneka Ramuan Pencegah SARS . . . ! (1)

Dunia dilanda kepanikan luar biasa akibat wabah SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) merebak sejak bulan November 2002 di Guangdong, Cina. Penyakit pernapasan akut yang disebabkan sejenis virus influenza ini tidak mempan diobati dengan antibiotika biasa. Namun, virus ini bisa ditangkal dengan cukup istirahat dan olahraga serta mengonsumsi beberapa tanaman obat berikut ini.

Sepasang suami istri di Hong Kong diberitakan terkena penyakit flu ganas ini. Sang suami menularkan virus ini kepada istrinya karena selama dia sakit, istrinya tetap menemani di sampingnya. Meski sama-sama kena SARS, si istri cepat pulih, sedangkan suaminya masih bergulat dengan penyakit yang telah merenggut sekitar seratusan nyawa ini.

Si Istri cepat pulih karena ia memiliki kekebalan tubuh yang baik, kata Dr. Amin Soebandrio, PhD, Cm, Microbiologist, Asisten Deputi Menteri Ristek untuk llrnu Kedokteran dan Kesehatan. Kekebalan tubuh yang baik, diakuinya, memang bisa jadi cara pencegahan dini menghadapi penyakit ini. Tentu di samping menghindari kontak fisik dengan orang yang sudah kena penyakit ini.

Menurutnya, meningkatkan kekebalan tubuh itu tidak susah. Caranya dengan cukup istirahat, berolahraga teratur, dan mengonsumsi makanan dengan gizi berimbang, khususnya jenis peningkat kekebalan tubuh. Dr. Amin menyarankan untuk tidak lupa mengonsumsi makanan yang kaya vitamin C dan antioksidan.

Selain makanan tersebut, ada juga tanaman obat yang beberapa di antaranya telah diuji secara klinis mampu meningkatkan kekebalan tubuh :
1. Meniran
Tanaman ini secara tradisional dipercaya bisa menyembuhkan penyakit antara lain radang dan batu ginjal, susah buang air kecil, disentri, sakit ayan, hepatitis, serta rematik. Zat kimia tanaman mi yang sudah diketahul antara lain filantin, hipofilantin, kalium, damar, dan tannin.
Penelitian terbaru tentang meniran mengungkapkan bahwa tanaman ini bisa membantu mencegah berbagai macam infeksi virus dan bakteri serta mendorong sistem kekebalan tubuh. Tanaman ini sudah diteliti dan diproduksi menjadi tablet peningkat daya tahan tubuh. Produknya telah diuji preklinis dan kilnis selama tiga tahun.

Dr. Zakiudin Munasir, Sp.AK, ahil pediatrik imunologi dari Bagian Anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, telah melakukan penelitian dan membuktikan bahwa ekstrak meniran membantu meningkatkan kecepatan penurunan demam pada pasien anak penderita infeksi saluran pernapasan atas.

Cara pemanfaatan :
Cara ini disarankan oleh Dr. Suprapto Maat dari Universitas Airlangga yang juga ikut menguji ekstrak tanaman meniran dalam upaya meningkatkan daya tahan tubuh. Ambil satu genggam daun meniran yang terdiri dari akar, batang, dan daun. Tumbuk sampai halus. Kemudian rebus bersama dua gelas air bersih. Tunggu sampai menjadi setengah gelas. Minum sekali setiap hari.

2. Jinten Hitam
Selain meniran, jinten hitam juga bisa dipakai sebagai cara alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh. "Orang Arab sudah secara turun-temurun memanfaatkan jinten hitam untuk meningkatkan daya tahan tubuh," kata Dr. Suprapto. Berbeda dengan meniran, tanaman ini belum teruji secara klinis.

Cara pemanfaatan :
Siapkan satu sendok makan munjung jintan hitam. Gerus sampai kulitnya menjadi pecah. Setelah itu rebus dengan dua gelas air. Tunggu sampai air rebusan tersebut tersisa menjadi setengah gelas. Minum setiap hari agar daya tahan tubuh meningkat.
(sumber:Dyah Triarsari/senior)

Saturday, June 21, 2008

Tingkatkan Imunitas, Hindari SARS . . . !

Tingkatkan Imunitas, Hindari SARS . . . !
Heboh penyebaran penyakit saluran pernapasan akut parah atau yang lebih umum dikenal dengan SARS (severe acute respiratory syndrome) diduga kuat telah masuk ke Indonesia. Hal yang bisa diterima logika mengingat luasnya kawasan Indonesia dan cukup tingginya arus lalu lintas manusia antarnegara dari dan ke Indonesia.

Sampai sekarang belum ditemukan obat mujarab untuk mengatasi SARS, bahkan penyebabnya secara pasti pun belum bisa dipastikan. Yang terbaik, mencegah terkena penyakit ini dengan meningkatkan imunitas tubuh.

Ahli nutrisi di Jakarta Pusat, Ririn MSc, mengatakan, imunitas tubuh bisa ditingkatkan dengan menghindari perilaku tidak sehat dan makanan yang kurang menguntungkan pertahanan tubuh seraya meningkatkan perilaku dan banyak mengonsumsi makanan yang meningkatkan imunitas.

Sementara dr Anies, MKK, PKK, dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakul- tas Kedokteran Universitas Diponegoro mengatakan, perilaku masyarakat Indonesia yang sering menyamaratakan gejala awal penyakit sebagai masuk angin membuat kewaspadaan berkurang dan menganggap remeh penyakit.

Ketika gejala dirasakan semakin parah, barulah penderita menemui dokter. Seringkali, karena penderita menganggap penyakitnya sebagai masuk angin, penderita dan juga keluarga penderita menolak dirawat atau diisolasi. Kondisi ini sering terjadi di masyarakat kita. "Budaya masyarakat kita ingin selalu berkumpul menjadi satu membuat keluarga enggan melepaskan penderita diisolasi di rumah sakit. Untuk dirawat inap biasa saja mereka keberatan, apalagi diisolasi. Mereka takut dikatakan sebagai pesakitan dan menganggap bisa merawat sendiri penderita," kata Anies.

Hal lain yang bisa meningkatkan risiko penyebaran penyakit adalah budaya menengok penderita. Budaya ini baik dan bisa meningkatkan keakraban serta mendorong semangat penderita, tetapi menurut Anies harus dilihat dulu apakah penyakit penderita dari jenis menular atau bukan. Apabila tidak bisa menghindari kontak langsung dengan penderita, jangan lupa mencuci tangan dengan sabun, antiseptik, atau alkohol 70 persen.

Anies menganjurkan untuk waspada bila ada anggota keluarga yang menderita demam, batuk-batuk, sesak napas, badan lemah, sakit kepala, otot terasa pegal, nafsu makan menurun, dan kondisi tubuh cepat menurun. Penyebaran virus melalui udara maupun percikan ludah karena itu perlu waspada berdekatan dengan orang yang dicurigai, dan memakai masker khusus saat berada di tempat ramai. Bagi yang bekerja di ruang tertutup dan berpendingin ruangan, sebaiknya sering-sering keluar ruang menghirup udara segar. Jangan lupa untuk istirahat secara cukup dan makan makanan bergizi.

Sebagai ahli nutrisi, Ririn melihat pencegahan segala macam penyakit, termasuk SARS, adalah dengan meningkatkan ketahanan tubuh dengan mengubah perilaku. Rekan Ririn, ahli nutrisi Alice Smith PhD, yang bekerja di Toronto General Hospital, Kanada, mengatakan, di sana sedang dikampanyekan kepada masyarakat untuk meninggalkan perilaku dan pola makan tidak sehat yang merugikan sistem kekebalan tubuh, terutama sistem pernapasan. Sudah enam orang meninggal di Toronto karena SARS.

Perilaku yang dianjurkan tidak dilakukan adalah merokok, minum minuman beralkohol, dan menghindari makanan dan minuman bergula, makanan dalam kaleng dan yang mengandung pewarna, serta lemak jenuh hewani maupun nabati. Makanan-makanan ini meningkatkan beban kerja hati yang berfungsi menyaring racun dan benih penyakit yang dibawa darah agar tidak memasuki sistem jantung dan paru.

"Berbagai penyakit, tak terkecuali SARS, berhubungan dengan imunitas tubuh. Bila imunitas kita baik, maka kemampuan tubuh menolak penyakit menjadi lebih baik. Kalaupun terkena SARS, mudah-mudahan tubuh bisa melakukan perlawanan," tutur ahli nutrisi yang menyelesaikan pendidikan S2-nya di Universitas Berkeley, Amerika Serikat.

Untuk meningkatkan imunitas dan memperbaiki selaput lendir yang melapisi dinding saluran pernapasan, dianjurkan mengonsumsi banyak makanan mengandung air dan yang hangat. Sup hangat adalah pilihan yang baik, sementara minuman dingin untuk sementara dihindari karena merangsang keluarnya lendir.

Makanan sebaiknya tidak digoreng karena penggorengan menguapkan air di dalam makanan. Selain itu, lemak dari minyak, apalagi yang digunakan berulang kali, bisa membebani kerja hati. Pemanggangan juga membuat makanan jadi kering dan bisa mempengaruhi selaput lendir sistem pernapasan. Jadi, makanan sebaiknya dikukus. Ini tantangan untuk para ahli masak agar menghasilkan resep makanan kukus, tetapi rasanya tetap enak.

Untuk meningkatkan daya tahan tubuh, disarankan mengonsumsi banyak protein hewani maupun nabati (tahu dan tempe antara lain), tetapi disarankan tidak digoreng. Susu bisa dikonsumsi, tetapi tidak dianjurkan untuk mereka yang sudah ada masalah dengan pernapasan karena mendorong produksi lendir.

Tentang kacang hijau dan ubi merah yang belakangan ini banyak disebut sebagai baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, Ririn menganjurkan untuk memasaknya memakai gula aren karena gula ini kaya mineral. Kacang hijau kaya dengan vitamin B, sementara ubi merah banyak mengandung antioksidan. Memasaknya harus ditutup supaya vitamin tidak hilang bersama uap air. Selain kacang hijau, kacang merah juga kaya vitamin B1 dan B3.

Ririn juga menganjurkan untuk menggunakan rempah-rempah di sekeliling kita dalam bentuk minuman atau bumbu masakan. Temulawak, misalnya, baik untuk meningkatkan fungsi hati dan mengandung bahan anti-infeksi; kunyit yang banyak mengandung antioksidan; jahe untuk melancarkan aliran darah; daun kenikir, daun ketumbar, daun kemangi, dan peterseli yang banyak mengandung antioksidan dan klorofil.

Tentu saja mengonsumsi banyak sayuran hijau dan berwarna sangat dianjurkan, demikian juga buah-buahan seperti pepaya dan jambu biji merah, tetapi kurangi buah-buahan bergetah seperti rambutan, kelengkeng, leci, cempedak, nangka, dan duren.

Bila ingin meningkatkan pertahanan tubuh dengan lebih intensif, Ririn menganjurkan untuk mengonsumsi juga suplemen vitamin C minimal 500 mg sehari untuk orang dewasa, sementara anak-anak balita cukup setengahnya; vitamin E antara 100-800 iu tergantung berat badan, dan balita antara 30-50 iu.

Untuk mendongkrak pertahanan tubuh dengan cepat, bisa meminum vitamin A dosis 50.000 iu untuk orang dewasa selama 2-3 hari lalu dikurangi hingga setengahnya selama tiga hari, dan selanjutnya cukup 5.000 iu secara teratur sampai ada kejelasan tentang SARS. Untuk anak-anak usia 5-12 tahun yang sering infeksi tenggorokan dosis bisa dimulai dari 10.000-20.000 iu per hari selama 2-3 hari, lalu diturunkan menjadi 2.000 iu dan dikonsumsi teratur sampai SARS mereda. "Tetapi, ibu hamil tidak boleh mengonsumsi vitamin A," papar Ririn.

Seng juga diperlukan untuk meningkatkan imunitas sel dan meningkatkan jumlah darah putih. Konsumsi dianjurkan 15-45 mg untuk orang dewasa selama tiga hari, lalu dikurangi menjadi 10-20 mg. Untuk anak-anak dosisnya antara 5-7,5 mg dan dikurangi menjadi 2,5-5 mg.
Sedangkan selenium dianjurkan sebanyak 100-200 mikrogram per hari, dan anak-anak 10-20 mikrogram. Sedangkan untuk yang percaya pada obat-obatan Cina, Ririn menganjurkan untuk meneliti bahan bakunya apakah benar-benar herbal yang biasanya digodok atau ternyata obat-obatan biasa seperti parasetamol dan antibiotik yang diaku sebagai obat Cina. Efeknya bisa jadi malah merugikan karena pemakaian yang tak terkontrol sebab dikira berbahan baku tumbuhan atau hewan yang efek sampingnya minimal. "Mengonsumsi makanan sehat dan berperilaku sehat sudah sangat membantu meningkatkan imunitas tubuh," tandas Ririn. (sumber: kompas).

Friday, June 20, 2008

SARS : Hadapi dengan Makan & Istirahat . . . !

Dokter, apakah kolam renang itu aman dari risiko penularan penyakit SARS?" tanya seorang ibu yang khawatir dengan kesehatan anaknya kepada Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, Direktur Medik dan Perawatan Rumah Sakit Persahabatan.
Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ini sekarang sering tampil di media massa jadi juru bicara soal penyakit yang dinyatakan sebagai ancaman WHO tanggal 15 Maret lalu.

Sabtu 19/4) lalu, bersama Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia, Dr. Marina Widjajarta, ahli gizi Dr Samuel Oetoro, MS, dan Dr. Handrawan Nadesul, Dr. Tjandra juga jadi pembicara dalam seminar Awas Ancaman Virus SARSdi community center apartemen Taman Anggrek Jakarta.

"Pertanyaan soal penularan SARS di kolam renang ini sudah sering diungkapkan," kata Dr. Tjandra pada sesi yang dimoderatori Widya Saraswati, Pemimpin Redaksi Tabloid Senior.
Menurutnya, masih banyak yang belum diketahui soal penyakit menghebohkan ini jadi wajar terjadi kepanikan di tengah masyarakat Dr. Tjandra sendiri menduga penularan SARS terjadi lewat percikan air ludah.

Soal kebingungan masyarakat tentang pemakaian masker, ia berkata, "Masker jenis N-95 itu diperlukan untuk orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien SARS. Kalau sekadar dipakai untuk jalan-jalan di mal, pakai masker bedah juga tidak apa-apa."

Di bagian lain, Dr. Marius menyayangkan informasi soal SARS yang cenderung ditutup-tutupi. "Padahal, menurut UU No.8/1999, konsumen kesehatan itu berhak memilih informasi yang benar jelas, dan jujur," ujarnya. Ketiadaan informasi yang jelas ini membuat masyarakat panik. Belum lagi ada promosi yang tidak benar soal masker dan suplemen.

Namun, keempat dokter pembicara sepaham, cara pencegahan yang paling efektif menghadapi SARS adalah istirahat dan olahraga cukup serta makan dengan gizi seimbang. Juga hindari stres karena stres itu menurunkan sistem kekebalan tubuh," tutur Dr. Samuel.

Sel imun itu, tambah Dr. Samuel, diganti terus selama 12-18 jam. Karena itu, diperlukan protein untuk memperbarui sel-sel tersebut. Kemudian perlu karbohidrat dan lemak sebagai bahan bakar proses pergantian sel. Tak lupa juga vitamin dan mineral untuk mengatur proses tersebut.

Bagaimana kita tahu makanan yang dikonsumsi sudah seimbang jumlahnya? Perhatikan bila kita makan tanpa disertai kenaikan atau penurunan berat badan, itu berarti makanan yang diasup sudah cukup jumlahnya, jawab Dr. Samuel.(Kompas)

Tuesday, June 17, 2008

APA ITU SARS (2)

RAWAT SUSPECT CASE:
Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Bagian Penyakit Infeksi , dimana pasien menginap sedikitnya 1 (satu) hari berdasarkan rujukan dari Triage Instalasi Rawat Darurat।Petugas perawatan telah melakukan Standart Universal Precaution।Semua penderita yang telah memenuhi gejala SARS dan telah dilakukan seleksi pada Triage Instalasi Rawat Inap.
RAWAT PROBABLE CASE :
Adalah penderita yang dirawat dengan SUSPECT SARS dan hasil Foto Toraks terdapat gambaran Infiltrat unilateral/bilateral. Oksigenasi, pertahankan O2 > 90 %Hidrasi Yaitu dengan pemasangan infus (Dapat RL / Dextrose)Berikan antibiotik yang mencakup kuman atipik, dianjurkan: Pneumonia ringan, dapat diberikan golongan betalaktam+, antibetalaktamase IV, (+) New Makrolide atau golongan Respiratory Flouroquinolon IV. Pneumonia sedang/berat:: respiratory Flouroquinolon IV, bila disertai / dipikirkan dengan infeksi pseudomonas maka selain respiratory Flouroquinolon ditambahkan cefalosporin generasi ke III antipseudomonas atau karbapenem, ditambah lagi dengan aminoglikosida.Pada kasus berat, berikan steroit dosis tinggi, Metil Prednisolon 250 - 500 mg/hari yang dibagi dalam dua dosis ( pemberian Inravena) selama tiga hari, kemudian dilakukan tappering off.Sebaiknya sejak awal masuk rawat isolasi sudah diberikan antivirus dengan dosis awal ( ribavirin ) 2 gr, kemudian 1 gr setiap enam jam selama empat hari atau diberikan 500 mg setiap delapan jam selama 4-6 hari. Pada kasus dengan RDS ataupun berkembang menjadi RDS, maka dilakukan pengobatan sesuai prosedur RDS sebagimana lazimnya.

ICU ISOLASI:
Frekuensi napas lebih dari 30 kali/menitpaO2 / FiO2 <> 4 jamCreatinin serum > = 4 mg/dl.
PULANG KERUMAH : (indikasi pulang perawatan)Penderita tidak demam selama 48 jam.Tidak batuk.Leucocyt kembali normal.Trombocyt kembali normal.CPK kembali normal dan Uji fungsi hati kembali normalPerbaikan Foto Toraks.
ISOLASI RUMAH : (HOME ISOLATION)
Mengukur suhu tubuh dua kali sehari, apabila suhu mencapai lebih dari 38° C dua kali berturut-turut maka penderita harus melapor ke RS.Hindari kontak dengan orang lain dirumah semaksimal mungkin.Pemeriksaan ulang/kontrol dilakukan satu minggu setelah pulang, pemeriksaan kontrol dilakukan Foto Toraks dan uji lain yang abnormal.Gunakan masker ( N95 tipe 8210, atau surgical mask).Penderita baru boleh masuk kerja/sekolah setelah 14 hari pulang dari Rumah Sakit.
KEMBALI KE TRIAGE RUMAH SAKIT.
Penderita yang telah menjalani isolasi rumah, tetapi sebelum empat belas hari telah menunjukkan gejala Sars (Mis. Demam >380C)Penderita pasca perawatan dapat melakukan kontrol pada Triage Instalasi Rawat Darurat atau Poliklinik Paru.( sesuai Indikasi )
(diolah dari berbagai sumber)

APA ITU SARS (1)

DEFINISI
SARS adalah infeksi saluran napas akut berat disebabkan oleh coronavirus। Sars merupakan salah satu type pneumonia atipik. atau SARS adalah Pneumonia yang didapat melalui penularan di masyarakat atau lazim disebut Community Acquired Pneumonia ( CAP ).

SUSPECT CASE adalah Seseorang setelah 1 November 2002 menderita sakit dengan gejala demam tinggi (>38°C), dengan satu atau lebih gejala gangguan pernapasan yaitu batuk, napas pendek, kesulitan bernapas,dengan satu atau lebih keadaan berikut; dalam 10 hari terakhir sebelum sakit mempunyai riwayat kontak erat dengan seseorang yang didiagnosis sebagai penderita SARS atau dalam 10 hari terakhir sebelum sakit melakukan perjalanan ke " Affected Areas"

KONTAK ERAT adalah orang yang merawat, tinggal serumah atau berhubungan langsung dengan cairan saluran pernapasan atau jaringan tubuh penderita SARS।

AFFECTED AREAS adalah Negara (daerah) yang mempunyai penderita yang menjadi sumber penularan langsung virus SARS।

PROBABLE CASE adalah Suspect case dengan gambaran foto thoraks menunjukkan tanda-tanda Pneumonia atau " Respiratory Distress Syndrome" (RDS) atau seseorang yang meninggal karena penyakit saluran pernapasan yang tidak jelas penyebabnya dan pada pemeriksaan autopsi ditemukan tanda patologis berupa RDS yang tidak jelas penyebabnya.PNEUMONIA adalah peradangan pada jaringan paru yang disebabkan oleh bakteri tipik atau atipik (Mis. virus, mycoplasma, legionella, chlamydia). Pneumonia dapat disebabkan juga oleh jamur, parasit dan tidak termasuk yang mycobacterium tuberculosis.

GEJALA SARS :
Demam tinggi lebih dari 38 derajat celciusSalah satu atau lebih gangguan pernapasan. Napas pendekKesulitan bernapasDapat diserta dengan sakit kepala, nyeri otot, nafsu makan menurun, bingung, kulit kemerahan dan diare.Dan salah satu dari beberapa hal berikut : Dalam 10 hari terakhir telah kontak erat dengan seseorang yang telah didiagnostik SARS ( yang merawat, serumah dengan yang merawat, atau secara langsung telah terkontak dengan cairan pernapasan dan cairan tubuh penderita SARS ).Dalam 10 hari terakhir melakukan perjalanan ketempat yang dilaporkan sebagai fokus penularan ( Daerah Penularan ).

LABORATORIUM :
( pemeriksaan yang dilakukan / sesuai indikasi )
Spesimen darah (EDTA, Beku / Serum) dapat diambil di Triage Instalasi Rawat Darurat atau diruang perawatan, Spesimen oleh petugas laboratorium dikirim keLitbangkes kemudian ke Namru untuk seterusnya ke CDC Atlanta।(")RUTIN : Darah Rutin : Limfosit,Trombosit, leukosit,Hb.Albumin/Globulin, SGOT/SGPTCreatine KinaseA G D. CPK. - LDH.Aspartat Aminotransferase, Alanine AminotransferaseMikrobiologi : Kultur SputumSputum Acid Fast Bacilli.Nasopharyngeal Aspirate for Rapid Viral Antigen Detection. Serologic analysis : C.Penumoniae,C.Psittaci,M.PneumoniaeUrinary Antigen Detection: S.Pneumoniae,L.Pneumophilae.

RADIOLOGI :
Pemeriksaan akan dilakukan selama 24 jam dengan menggunakan dua pesawat radiologi, satu pada ruang Instalasi dan satu lagi pesawat radiologi yang mudah bergerak dan berada didalam ruangan perawatanPemeriksaan Foto Toraks dengan gambaran Infiltrat pada Foto Toraks adalah menunjukan bahwa kasus ini adalah kasus SARS.
(diolah dari berbagai sumber)

Monday, June 16, 2008

SEJARAH PENYAKIT SARS

Kasus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) atau Syndrome Pernapasan Akut Berat pertama kali ditemukan di propinsi Guangdong ( China ) pada bulan November 2003. Adanya kejadian luar biasa di Guangdong ini baru diberitakan oleh WHO empat bulan kemudian yaitu pada pertengahan bulan Februari 2003. Pada waktu itu disebut sebagai Atypical Pneumonia atau Radang Patu Atipik. Informasi WHO ini menjadi dasar bagi DepKes untuk secara dini pada bulan Februari 2003 menginstruksikan kepada seluruh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP ) di Indonesia yang mengawasi 155 bandara, pelabuhan laut dan pos lintas batas darat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah penangkalan yang perlu.

Pada tanggal 11 Maret 2003, WHO mengumumkan adanya penyakit baru yang menular dengan cepat di Hongkong, Singapura dan Vietnam yang disebut SARS. Pada tanggal 15 Maret 2003 Direktur Jenderal WHO menyatakan bahwa SARS adalah ancaman global atau Global Threat. Dengan adanya pernyataan itu, Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tangal 16 Maret 2003 segera berkoordinasi dengan WHO dan menginformasikan kepada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi, Rumah sakit Provinsi, KKP di seluruh Indonesia dan lintas sektor terkait untuk mengambil langkah yang perlu bagi pencegahan penularan dan pencegahan penyebaran SARS pada tanggal 17 Maret 2003. Pada waktu itu belum diketahui apakah penyakit ini sama dengan Atypicak Pneumonia yang berjangkit di Guangdong. pada bulan April 2003 barulah WHO memastikan bahwa Atypical Pneumonia di Guangdong adalah SARS.

Pertimbangan WHO menyatakan SARS sebagai ancaman global adalah SARS merupakan penyakit baru yang belum dikenal penyebabnya, SARS meneybar secara cepat melalui alat angkut antar negara dan SARS terutama menyerang tenaga kesehatan di rumah sakit. Wabah SARS telah mendorong berbagai pakar kesehatan di dunia untuk bekerja sama menemukan penyebab SARS dan memahami cara penularan SARS. Atas kerjasama para pakar dari 13 laboratorium di dunia maka tanggal 16 April 2003 dipastikan bahwa penyebab SARS adalah Virus Corona atau Coronavirus. Departemen Kesehatan secara dini dan sejak awal pandemi SARS pada bulan Maret tahun 2003 melaksanakan Penanggulangan SARS dengan tujuan mencegah terjadinya kesakitan dan kematian akibat SARS dan mencegah terjadinya penularan SARS di masyarakat (community transmission) di Indonesia.

Strategi yang dijalankan untuk mencapai tujuan itu adalah : upaya public awareness melalui upaya advokasi dan sosialisasi, pemantauan atau surveilans kasus secara epidemiologi berdasarkan informasi masyarakat, informasi rumah sakit dan informasi KKP, menyiapkan rumah sakit baik sarana maupun prasarananya serta pengetahuan dan keterampilan petugas. Kesemuanya itu ditunjang dengan mengembangkan kemampuan pemeriksaan di laboratorium dan penelitian mengenal penyakit tersebut. Untuk menunjang pelaksanaan penanggulangan SARS pada tanggal 3 April 2003 ditetapkan keputusan Menteri Kesehatan No. 424 Tahun 2003 tentang SARS sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah. Dengan penetapan ini maka Undang-undang nomor empat tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dapat diterapkan dalam penanggulangan SARS. (sumber: Depkes)

Sunday, June 15, 2008

Waspada Flu Burung (2)

ETIOLOGI DAN SIFAT
Etiologi penyakit ini adalah virus influenza. Adapun sifat virus ini, yaitu; dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C.
Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit.
Dikenal beberapa tipe Virus influenza, yaitu; tipe A, tipe B dan tipe C. Virus Inluenza tipe A terdiri dari beberapa strain, yaitu; H1N 1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2 dan lain-lain.
Saat ini, penyebab flu burung adalah Highly Pothogenic Avian Influenza Viru, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N= neuraminidase). Hal ini terlihat dari basil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus Influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada unggas. Secara umum, virus Flu Burung tidak menyerang manusia, namun beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia.

MASA INKUBASI
Masa inkubasi virus influenza bervariasi antara 1 - 7 hari.
SUMBER DAN CARA PENULARAN
Penularan Flu burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi diantara populasi unggas satu pertenakan, bahkan dapat menyebar dari satu pertenakan ke peternakan daerah lain. Sedangkan penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau sekreta unggas terserang Flu Burung. Adapun orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas.

Hal lain, belum ada bukti terjadi penularan dari manusia ke manusia. Disamping itu, belum bukti adanya penularan pada manusia melalui daging unggas yang dikonsumsi.

UPAYA PENCEGAHAN
Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan tindakan sebagai berikut :
Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker, kacamata renang).
Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik ( ditanam / dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya.
Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan
Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80°C selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64°C selama 5 menit.
Melaksanakan kebersihan lingkungan.
Melakukan kebersihan diri
(sumber:depkes)

Saturday, June 14, 2008

Waspada Flu Burung (1)

PENGERTIAN
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian influenza.

DEFINISI KASUS
1. Kasus Suspek
Kasus suspek adalah seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temp > 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau ber-ingus serta dengan salah satu keadaan; seminggu terakhir mengunjungi petemakan yang sedang berjangkit klb flu burung kontak dengan kasus konfirmasi flu burung dalam masa penularan bekerja pada suatu laboratorium yang sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung
2. Kasus "Probable"
Kasus "probale" adalah kasus suspek disertai salah satu keadaan; bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus influenza A (H5N1), misal : Test HI yang menggunakan antigen H5N1 dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonialgagal pernafasan/ meninggal terbukti tidak terdapat penyebab lain
3. Kasus Kompermasi
Kasus kompermasi adalah kasus suspek atau "probale" didukung oleh salah satu hasil pemeriksaan laboratorium; Kultur virus influenza H5N1 positip, PCR influenza (H5) positip, Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4 kali.

GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya, yaitu; demam, sakit tenggorokan. batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas. Dalam waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian. (sumber: depkes)

Friday, June 13, 2008

Rokok Kurangi Jatah Umur 5 Tahun

BAGI para pecandu, kebiasaan merokok memang mendatangkan kenikmatan sesaat. Akan tetapi, tanpa disadari mereka juga secara perlahan kehilangan banyak hal seperti materi dan kesehatan. Yang lebih mengkhawatirkan, menghisap tembakau juga ternyata mempengaruhi rentang waktu hidup seseorang. Menurut data yang dirilis US Journal of the National Cancer Institute, Selasa (10/6) efek merokok setara dengan penurunan harapan hidup hingga lima tahun.“Dampak merokok terhadap peluang kematian ternyata sama dengan menambahkan pengaruhnya antara lima hingga 10 tahun,” ungkap laporan yang dilengkapi grafik risiko kematian tersebut.“
Baik pada pria maupun wanita , merokok akan meningkatkan risiko kematian hampir sama dengan magnitude lima tahun pada usia seseorang, ” tambah laporan itu. Angka tersebut diperoleh dengan memperhitungkan statistik risiko kesehatan dan kematian dari berbagai agensi seperti American Cancer Society dan National Center for Health Statistics. Data tersebut kemuidan disusun menjadi sebuah grafik risiko kematian untuk 10 tahun.“Sebagai contoh, pria berusia 55 tahun yang merokok memiliki risiko kematian dalam 10 tahun akibat berbagai penyabab seperti halnya pria lain berusia 65 tahun yang tak pernah merokok,” kata laporan tersebut.Di antara para wanita yang tak pernah merokok, rata-rata risiko kematian dalam 10 tahun akibat kanker payudara dan jantung akan sama hingga mencapai usia 60.“
Bagi wanita yang saat ini masih merokok, peluang kematiannya akibat penyakit jantung dan kanker paru-paru melampaui peluang kematian akibat kanker payudara sejak usia 40 .” Hasil studi yang bertujuan membantu para dokter menyampaikan informasi tentang risiko merokok ini di pimpin oleh Lisa Schwartz dari Department of Veterans Affairs Medical Center di Vermont. “Kami berharap, keberadaan sampel grafik sederhana ini memberi fasilitas bagi pasien dalam konsultasi dengan dokter tentang risiko penyakit dan membantu mereka memahami di mana harus fokus dalam upaya menurunkan risiko,” tulis peneliti.
(sumber: Kompas 11/6/08)

Monday, June 9, 2008

APA ITU VAKSIN COMBO?

Oleh dr.Naharus Surur,M.Kes


Apa yang dimaksud dengan Vaksin Kombo?
Istilah ‘kombo’ tidak hanya digunakan dalam paket suatu makanan, namun kini sudah merambah sampai ke dunia kedokteran. Vaksin Kombo adalah gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah penyakit yang berbeda. Misalnya, vaksin DPT digabung dengan vaksin Hepatitis B atau Hib (haemophillus influenza tipe B), atau gabungan dari beberapa antigen dari galur multiple yang berasal dari organism penyebab penyakit yang sama misalnya, Vaksin OPV= oral polio vaccine terdiri dari gabungan virus polio galur 1,2, dan 3. Gabungan vaksin tersebut telah dikemas oleh pabrik bukan oleh petugas
Lebih efektif mana antara Vaksin Kombo dengan Vaksin monovalen (vaksin single)?
Berdasarkan penelitian dari Thailand menyimpulkan bahwa pada vaksin kombo memberikan imunogenitas yang tinggi terhadap semua antigen, tanpa mempengaruhi respon imun satu sama lainnya.
Menurut penelitian di Mexico, Santos J juga menyimpulkan bahwa setelah pemberian dosis kedua proporsi titer antibody anti Hbs Ag(ambang pencegahan kadar anti HbsAg adalah 10 IU/ml) pada kelompok DPwT-HepB lebih tinggi (94,9%) dibandingkan pemberian secara terpisah (66,1%).
Juga direkomendasikan oleh The Advisory committee on Immunization Practices (ACIP), the American Academy of Pediatrics (AAP) dan the American Academy of Family Physicians (AAFP) agar lebih baik menggunakan ‘vaksin kombo’ yang telah dikemah oleh pabrik dari pada memberikan 2 jenis vaksin monovalen yang diberikan secara terpisah pada bersamaan.



Apa tujuan Vaksin Kombo?
Adapun tujuan kenapa kita menggunakan vaksin kombo adalah:
1. Mengurangi jumlah suntikan
2. Mengurangi jumlah kunjungan ke fasilitas kesehatan (sehingga sangat menguntungkan untuk ibu yang sibuk).
3. Lebih praktis dari pada vaksin terpisah, sehingga dapat meningkatkan compliance dan cakupan imunisasi.
4. Mempermudah penambahan vaksin lain ke dalam program imunisasi yang telah ada.
5. Mempersingkat waktu untuk mengejar imunisasi yang terlambat.
6. Mengurangi kebutuhan alat suntik dan tempat penyimpanan vaksin.
7. Mengurangi biaya pengobatan.
Jadwal Imunisasi Vaksin Kombo
Pemberian vaksin kombo DPwT-Hep B atau DPwT- Hib dapat dimasukkan dalam jadwal imunisasi IDAI (ikatan dokter anak Indonesia) dengan beberapa pilihan jadwal seperti tertera pada tabel dibawah ini:

Vaksin kombo DPwT-Hep B dalam jadwal imunisasi






TIP MELAKUKAN IMUNISASI

Oleh dr.Naharus Surur,M.Kes
Dalam rangka mendapatkan hasil imunisasi yang terbaik, maka hal-hal di bawah ini harus diperhatikan. Kebanyakan orangtua anak masih kurang peduli terhadap masalah imunisasi, semoga setelah membaca artikel ini mampu merubah persepsi terhadap imunisasi. Tidak sedikit orang tua anak yang menghindari imunisasi yang secara gratis telah disediakan pemerintah melalui Puskesmas. Tidak hanya yang bersifat upaya pasif yang ditunggu di puskesmas saja, namun imunisasi dianjurkan secara massif oleh pemerintah, sebagai contoh PIN (pekan imunisasi nasional) namun banyak juga masyarakat yang menghindarinya dengan berbagai alasan. Dalam cacatan penulis tidak jarang justru yang menghindari dari kalangan menengan atas dengan mengatas namakan kebersihan petugas dan bahan yang digunakan kurang meyakinkan.
Jadwal Imunisasi
Dibawah ini ada tabel yang berisi tentang jadwal imunisasi yang harus dilakukan neonates sampai bayi berumur 24 bulan.
(sumber: IDAI,1999)
Keterangan:
1.BCG= bacillus calmette Guerin; 2. DPT=difteria pertusis tetanus; 3.Hip=haemophilus influenza tipe b; 4. MMR=mums measles rubella

Bila kita perhatikan jadwal di atas kita bisa perhatikan pelaksanaan imunisasi tersebut pada:
Neonatus dilakukan imunisasi : BCG, Hepatitis B1, dan Polio 1
Bayi umur 1 bln-3bln dilakukan imunisasi: Hep B2, DPT 1, Polio 2, dan Hib 1
Bayi umur 4bln -6bln dilakukan imunisasi: DPT 2, Polio 3, Hib 2
Bayi umur 7bln -12bln dilakukan imunisasi: DPT 3, Polio 4, Campak, Hib 3, Hep 3
Bayi umur 13bln -24bln dilakukan imunisasi: DPT 4, Polio 5, Hib 4

Syarat Melakukan Imunisasi
Kondisi anak yan akan dilakukan imunisasi harus memenuhi syarakat di bawah ini:
Pada saat akan dilakukan imunisasi tubuh anak harus dalam keadaan sehat, karena bila anak dalam keadaan sakit mengakibatkan daya untuk membuat zat anti gen rendah.
Keadaan gizi yang baik, karena gizi buruk tidak akan dapat membuat zat anti gen yang baik.



‘BANGKITLAH WAHAI PARA DOKTER’(100 tahun Kebangkitan Indonesia: Harapan itu Masih Ada)

0leh dr.Naharus Surur,M.Kes

Satu abad yang lalu, tepatnya 21 Mei 1908 berdirilah Organisasi Boedi Oetomo yang di motori oleh para mahasiswa Sekolah Dokter Pribumi atau STOVIA (School Tot Opleiding Van Indische/ sekolah untuk mendidik dokter-dokter pribumi). Para mahasiswa Kedokteran STOVIA merasakan keresahan yang berkepanjangan dan akhirnya memuncak dengan timbulnya semangat perlawanan terhadap penjajah untuk mendapatkan kemerdekaan bangsanya. Puncak keresahan tersebut diwujudkan dengan mendirikan organisasi Boedi Oetomo yang dimotori oleh Soetomo yang masih mahasiswa dan kawan-kawannya serta seniornya yang sudah lulus yaitu dr.Wahidin Sudirohusodo.
Di sebuah ruang kuliah Anatomi di STOVIA, sekarang tempat ini bernama Museum Kebangkitan Nasional yang terletak di Jl. Dr.Abdurrahman Saleh 26 (dulu bernama Di hospital weg/ jalan rumah sakit). Pada hari Rabu jam 09.00 WIB, pada tanggal 20 Mei 1908 diruang tersebut para pemuda pelajar STOVIA membentuk organisasi Boedi Oetomo yang dimotori oleh Soetomo dan dr.Wahidin. Istilah ini diambil dari dialog antara Soetomo dengan seniornya dr.Wahidin Sudirohusodo: menika satunggaling padamelan sae serta laku Budi utami (ini merupakan pekerjanan baik serta prilaku yang utama/mulia).
Di ruang Anatomi ini pula dr.Wahidin memulai menyebarkan semangat perjuangan untuk mengangkat harkat bangsa Indonesia dari keterpurukan ekonomi, sosial, budaya, dan dominasi penjajah Belanda. Akibat dari motivasi dari dr.Wahidin kepada adik-adik kelasnya sehingga membakar semangat untuk berjuang seorang Soetomo dkk, sampai-sampai akan dikeluarkan dari STOVIA karena diketahui oleh dosennya yang menuduhnya melakukan makar melawan Belanda. Namun solidaritas kawan-kawannya sangat tinggi membela Soetomo, sehingga pihak STOVIA tidak berani mengeluarkannya.
Lahirnya Boedi Oetomo ini memberikan inspirasi kepada anak bangsa yang lain untuk tergerak melakukan perlawanannya terhadap penjajah Belanda. Maka berdirilah Indische Partij yang didirikan oleh tiga serangkai yaitu Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantoro pada tahun 1911 walaupun dua tahun berikutnya partai ini dibubarkan oleh Belanda karena dianggap membahayakan kolonial. Setahun kemudian lahirlah sebuah organisasi berideologi Islam bernama Serikat Dagang Islam (SDI) yang kemudian berubah nama menjadi Serikar Islam (SI) yang merupakan organisasi politik pertama. Awalnya dari inisiatif Haji Samanhudi di Solo kemudian dipimpin oleh Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto dari Surabaya.
Setelah itu disusul lahirnya Ormas Islam yaitu Muhammadiyah yang didirikan KH.Ahmad Dahlan pada tahun 1912. Kemudian diikuti oleh Ormas Islam lainnya yaitu NU (Nahdlatul Ulama) pada tahun 1926 oleh KH.Hasyim Ashari. Dilanjutkan juga oleh Ir Soekarno dkk mendirikan partai dan merumuskan dua ideologi perjuangannya yaitu Marhaenisme dan Pancasila.
Bila dilihat urutan sejarah di atas, sangat nampak betapa besar peranan para mahasiswa kedokteran STOVIA dan para dokter dalam membangkitkat semangat untuk mengadakan perlawan terhadap kolonial Belanda serta meng-inspirasi para pemuda untuk melakukan perjuangan melalui organisasi yang modern yang merupakan cikal bakal perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Bagaimana dengan kita saat ini wahai para temen sejawat (TS) dokter di seluruh Indonesia dimanapun berada dan pada posisi apapun anda saat ini. Masihkah semangat para senior pendahulu kita, dimana mereka meninggalkan segala kepentingan pribadi untuk memberikan seluruh kemampuannya dalam rangka mensejahterakan dan memerdekakan bangsanya.
Masihkah ada semangat berkorban dr Soetomo ada dalam sanubari kita bersama wahai para teman sejawat? Beliau menanggalkan kepentingan pribadi, sampai akan dikeluarkan dari kampus STOVIA namun tak menyurutkan perjuangannya.
Kita harus mampu bangkit dari situasi yang sangat membelenggu kita bersama saat ini. Kita harus mampu mengurai satu persatu belenggu tersebut agar mampu Bangkit dari keterpurukan saat ini. Adapun belenggu-belenggu tersebut adalah:

Pertama, belenggu struktural. Pemerintah hingga saat ini belum mampu memberikan Regulasi yang tepat terhadap peran dan penempatan dokter yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini. Regulasi peran dokter yang diwujudkan dalam UU kedokteran no.29/2004 belum menyentuh kepada permasalah mendasar peran seorang dokter dalam mengabdikan seluruh kemampuan untuk bangsa namun baru hal-hal teknis yang artificial. Belum lagi dalam masalah penempatan dokter yang sesuai dengan kebutuhan wilayah RI yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Begitu luas wilayah bangsa Indonesia dan begitu beragamnya kemampuan setiap daerah dalam anggaran. Akibatnya ada daerah yang mampu mendatangkan para dokter,namun tidak sedikit daerah yang tak mampu mendatangkan dokter ke wilayahnya. Belum lagi berbicara masalah jarak, begitu banyaknya daerah-daerah yang jauh dari pusat kota maupun keramaian. Dulu ada program WKS (wajib kerja sarjana) sehingga dengan agak terpaksa para dokter didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia tanpa kecuali. Namun semenjak pemerintah menerapkan strategi Zero Growth terhadap penerimaan PNS, maka WKS diberhentikan dan digantikan PTT (pegawai tidak tetap). PTT membuat para dokter pada hakekatnya bekerja setengah hati. Jangankan berpikir mengabdi dengan sebaik-baiknya terhadap tugas yang diberikan Negara, karena dia juga harus berjuang untuk dirinya sendiri. Disamping belum ada kepastian nasib paska PTT, dia juga mendapatkan gaji yang tak memadai sebagai seorang sarjana kedokteran yang menempuh pendidikannya saja sulit dan perlu waktu yang sedikit lama dibanding sarjana yang lain. Pemerintah tidak memberikan insentif yang menarik terhadap para dokter PTT baik yang di kategori biasa,terpencil dan sangat terpencil. Kriteria ini sangat absurd sehingga menimbulkan keengganan para dokteruntuk ditempatkan di wilayah terpencil dan sangat terpencil, disamping juga masalah insentif masalah materi dan non materi.

Kedua, belenggu kultural. Dimasyarakat profesi dokter dianggap posisi yang sangat terhormat dan strategis. Satu sisi ini sangat menguntungkan bagi para dokter yang memang ada panggilan nurani dalam menjalankan profesinya. Namun sangat beban bagi dokter yang kemudian berubah niat untuk meng-komersilkan profesinya, karena dia harus meninggalkan atribut terhormat tersebut untuk mengejar materi yang memang menjadi kebutuhan utama pada saat ini. Dokter berlomba-lomba meningkatkan profesionalitasnya dengan meningkatkan pendidikan dan pelatihan bukan lagi dalam rangka optimalisasi profesi untuk masyarakat dan bangsa namun dalam rangka menaikkan tarif dan mempercepat kekayaannya. Dokter ditengah-tengah masyarakat diposisikan sebagai manusia yang serba tahu, sehingga sering dilibatkan dalam pelbagai persoalan masyarakat baik secara struktural maupun kultural. Namun karena sekarang fokus para dokter mulai bergeser, akibatnya sudah tidak ada waktu lagi bersama-sama masyarakat untuk mengadakan diskusi dalam mencari permasalahan dan memecahkannya. Padahal peran ini sangat sesui dengan peran yang dirumuskan oleh IDI yaitu agent of change, agent of development dan agent of treatment.

Ketiga, belenggu pendidikan. Ada persoalan mendasar dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia. Tidak hanya masalah kurikulum, dimana kurikulum pendidikan kedokteran saat ini sangat mengedepan aspek knowledge. Baru sebatas transfer of knowledge, belum sampai pada transfer of values.Padahal masalah ini menjadi sangat utama bagi seorang calon dokter dan dokter. Namun porsi matakuliahnya nggak ada atau kalau boleh dibilang sangat sedikit. Pada akhirnya dokter itu akan terjun ke masyarakat bila telah selesai pendidikannya, namun bekal bagaimana berinteraksi dengan masyarakat secara luas sangat sedikit bekalnya. Kemampuan how to relation and manage community tidak ada sehingga banyak sekali kesalahan-kesalahan yang nggak perlu dilakukan oleh seorang dokter namun terjadi. Belum lagi masalah pola pendidikan terutama di klinik (baik untuk pendidikan dokter umum dan spesialis) yang sangat feodalistik. Hal ini mencerminkan pendidikan kedokteran itu sangat ketinggalan bila dibanding dengan fakultas lain apalagi negara lain. Pola pendidikan seperti ini menimbulkan budaya mau menang sendiri sehingga sulit mendengar pendapat orang lain, minta diistimewakan, egois, merasa serba bisa, terlalu PD dengan kemampuannya, dan eksklusive dalam pergaulan. Belum lagi masalah biaya pendidikan kedokteran yang masuk dalam kategori sangat mahal baik tingkat dokter umum maupun dokter spesialis. Hal ini mengakibatkan yang masuk di kedokteran adalah orang-orang yang mampu saja, sementara orang yang punya idealisme namun tak mampu tidak bisa masuk. Akibat ikutannya maka dokter setelah selesai pendidikannya, maka mereka fokus bagaimana secepatnya biaya-biaya yang sudah dikeluarkan tersebut bisa cepat bisa kembali. Maka mereka berlomba lomba untuk mencari tempat praktek diperkotaan dengan asumsi lebih prospek bila disbanding di remote are. Semakin menumpuk praktek dokter di kota-kota besar, sementara di daerah-daerah yang jauh dari keramaian sangat sedikit dokter yang praktek.

Keempat, belenggu ikatan profesi. Organisasi profesi sebesar IDI sudah sewajarnya dikelola secara professional karena memiliki tupoksi yang sangat strategis untuk me-mentain dan meningkat profesionalitas seorang dokter paska selesai pendidikannya di universitas. Namun IDI terjepak pada masalah rutinitas dan seremonial belaka belum menyentuh kepada kebutuhan dasar dokter. Hal ini diakibatkan karena ikatan profesi hanya satu sehingga terjadi monopoli yang mengakibatkan tidak terjadi kompetisi yang konstruktif. Pengalaman menunjukkan bila sesuatu dimonopoli biasanya tidak terjadi kompetisi dalam pelayanan. Belum lagi ada tumpang tindih dengan organisasi lain dari profesi dokter namun bukan meningkatkan profesionalitas dokter, akan tetapi menambah birokrasi profesi dokter akibatnya high medical-economic. Semua urusan harus diselesaikan dengan biaya yang cukup tinggi bagi dokter yang prakternya tak laku apalagi di remote-area. Sementara para anggota hanya merasa terbebani dengan iiuran anggota saja namun tidak mendapatkan sesuatu kecuali surat izin praktek.

Kelima, belenggu budaya hedonis. Budaya hedonis dengan dahsyatnya menyerang semua orang termasuk profesi dokter. Dokter lebih memilih kepada tampilan luar dibandingkan dengan pesona pribadi yang kemudian memancar dalam pola pelayanannya. Mereka berlomba-lomba meningkatkan performa luarnya demi mengejar gengsi dan meningkatkan status dihadapan para koleganya. Akibatnya pelanggaran dalam etika profesi tak bisa dihindarkan. Hubungan pasien dan dokter hanya hubungan formalitas antara penerima dan pemberi jasa. Maka wajarlah bila terjadi eksplorasi profesi demi mendapatkan imbalan yang besar. Belum lagi hubungan dokter dengan produsen obat, dimana terjadi hubungan yang terselubung saling menguntunkan satu sama lain. Hal ini sangat merugikan pasien kare mereka membayar sesuatu yang seharusnya nggak perlu dibayar (high medical-economic).
Itulah belenggu-belenggu yang menenggelamkan peran mulia para dokter. Padahal oleh para pendahulu kita sudah dicontohkan bagaimana mereka menjalankan profesinya secara mikro dengan baik, namun juga secara makro mereka terlibat dengan persoalan bangsa dan mencarikan berbagai alternative penyelesaiannya. Mereka memberikan contoh juga bagaimana fungsi strategis dokter sebagai agent of change dan agent of development dijalankan dengan maksimal demi kesejahteraan masyarakat dan bangsanya. Para dokter ada di garda terdepan dalam rangka memecahkan kebuntuan – kebuntuan persoalan bangsa yang begitu komplek dari semenjak dulu hingga sekarang. Dalam kontek kekinian maka perana para dokter sebagaimana era dr.Soetomo dkk sangat dinantikan oleh masyarkat dan bangsa Indonesia.

Sunday, June 1, 2008

APA ITU IMUNISASI?

Dr.Naharus Surur,M.Kes
Imunisasi adalah upaya pencegahan dengan sengaja memberikan kekebalan atau imunitas pada anak, sehingga anak itu walaupun mendapatkan infeksi tidak akan meninggal atau menderita cacat (sequelae). Umumnya anak yang telah imun itu bereaksi terhadap infeksi sebagai berikut:
1. Tidak sakit sama sekali.
2. Sakit namun ringan sekali, sehingga tidak menimbulkan/ mengakibatkan cacat dan tidak meninggal.
Cacat inilah yang mengakibatkan kekhawatiran, kesedihan dan kesulitan dikemudian hari tidak hanya pada para orang tua, namun yang paling berat pengaruhnya tentunya pada anak tersebut. Anak yang cacat tidak saja kesulitan dalam bergaul, namun juga tidak mampu mandiri sehingga dia akan selalu merepotkan orang tuanya dan masyrakat disekelilingnya.
Upaya pencegahan agar tidak timbul kecacatan pada anak merupakan upaya yang bersifat luas yang tidak akan berhasil bila orang-orang dan alam sekitar anak itu tidak diikut sertakan.

Apa tujuan imunisasi?

Tujuan imunisasi adalah agar memdapatkan imunitas atau kekebalan anak secara individu dan eradikasi atau pembasmian sesuatu penyakit dari penduduk sesuatu daerah atau negeri. Sedikitnya 70% dari penduduk suatu daerah atau negeri harus mendapatkan imunisasi. Yang tidak kalah pentingnya adalah imunisasi ulang (booster) yang perlu dilaksanakan dalam waktu-waktu tertentu untuk meningkatkan kembali imunitas/kekebalan penduduk.

Macam-macam Imunitas
Berdasarkan asal mulanya, imunitas dibagi dalam dua hal:
1. Imunitas pasif
Imunitas pasif ini ada dua macam yaitu (a) imunitas pasif bawaan yang dibawa oleh bayi baru lahir (neonitas) sampai bayi berumur 5 bulan. Neonatus mendapatkan imunitas dari ibu sewaktu di dalam kandungan, yaitu berupa zat anti (antibodi) yang melalui jalan darah menembus plasenta. (b) imunitas pasif didapat yaitu kekebalan/ zat anti yang didapatkan oleh anak dari luar dan hanya berlangsung pendek, yaitu 2-3 minggu karena zat anti seperti ini akan dikeluarkan lagi dari tubuh anak.

2. Imunitas aktif
Imunitas aktif ini dibagi menjadi dua:
(a) didapat secara alami (naturally aquared) yaitu kekebalan yang didapatkan setelah seseorang mendapatkan suatu penyakit. Sebagai contoh adalah kekebalan terhadap cacar air setelah terlebih dulu terkena penyakit cacar air. Anak-anak di negara berkembang tanpa imunisasi yang teratur dan menyeluruh akan terkena infeksi berbentuk silent abortive yang menyebabkan sebagian anak menderita sakit yang ringan, kemudian sembuh dengan sendirinya dan imun. Hanya anak dalam keadaan tertentu menjadi sakit berat.

(b) sengaja didapat (artificially induced)
Cara pemberian imunitas ini terdiri dari tiga macam antigen:
(1) Live attenuated bacteria or virus
Yang dipakai ialah kuman yang masih hidup namun telah dijinakkan (attenuated), sehinggaga tidak dapat menyebabkan penyakit melainkan masih dapat mengakibatkan imunitas, misalnya smallpox (cacar air), bacillus calmette guarin (BCG), polio Sabin, Campak dan pada waktu di luar negeri juga telah ada vaksin meningitis, encephalitis, trakoma dll.
(2) Killed bacteria or virus
Misalnya kolera, tifus abdominalis, paratifus, pertusis, dan polio salk.
(3) Toksoid
Yang dipakai adalah toksin yang telah diolah sedemikian rupa, misalnya dengan formal dan kemudian diabsorbsi dengan alumunium sehingga biasanya dianamakan formol toxoid/alum precipitated. Artinya absorbs dengan alumunium ialah agar dapat merupakan depot berlangsung sedikit demi sedikit dalam jangka waktu lama, oleh karena itu lebih efektif dan dapat menghasilkan kuantitas zat anti yang lebih besar.


Kesimpulan

Bila imunisasi dilakukan secara benar, maka akan didapatkan kemanfatan sebagai berikut: (1) dapat menurunkan morbiditas (angka kesakitan), (2) menurunkan mortalitas (angka kematian), (3) terhindar dari kecacatan, (4) dan Eradikasi penyakit di suatu daerah atau negeri.

Apa itu Stres? (part 2)

Oleh Naharus Surur
Berbagai ekperimen telah dilakukan dan menunjukkan bahwa stress yang bersifat psikologis ternyata secara empiris menekan jantung dan pembuluh darah, mengurangi waktu penggumpalan darah, menghambat aspek-aspek tertentu dari kekebalan tubuh, mengganggu kondisi lambung dan menyebabkan kesulitan buang air kecil, disfungsi seksual dan masalah-masalah horman. Baik reaksi peringatan yang akut (dari stress) ataupun reaksi stress yang amat panjang barangkali secara signifikan menyebabkan berkembangnya dan berlangsungnya penyakit mental. (Harold H Bloomfield,1975)
Teori medis menunjukkan bahwa stress berlebihan dan kegelisahan tak berujung sangat berdampak pada timbulnya penyakit emosional. Statistik telah menunjukkan adanya kerugian yang amat besar dari perawatan stress. Kerugian paling besar barangkali disebabkan karena para dokter mengalami kesulitan dalam mendefinisikan penyebab stress. Dalam sedikit kasus ketika penyebab stress setelah terungkap, belum tentu pula ada sesuatu yang bisa dikerjakan(untuk mengobatinya) dan berbagai prosedur pengobatannya sangatlah mahal dan membuat frustasi.
Stres tidak sama dengan kegelisahan atau ketegangan. Kegelisahan adalah reaksi rasa takut atas berbagai sebab yang tak diketahui; respon pertama dari tubuh kitalah yang sering kali merespon perubahan yang mendadak. Ketegangan, di sisi lain, adalah kontraksi tegangnya berbagai otot, suka atau tidak.
Stres adalah sejumlah perubahan yang diadaptasikan oleh tubuh kita untuk membantu kita beradaptasi oleh tubuh kita untuk membantu kita beradaptasi dengan berbagai perubahan lingkungan atau situasi. Ini mirip dengan perubahan temperature, kita merespon panas sebagaimana kita merespon dingan. Deangan cara yang sama kita merespon berbagai tuntutan positif dan negatif.
Hans Selye, seorang ahli dibidang stress, menjelaskan bagaimana temuannya tentang stress berasal dari sejumlah observasi yang sangat sederhana.
Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, ia mencatat bahwa pada umumnya orang mulai menampakkan kelelahan tertentu dan ketidaknyamanan ketika mereka sakit. Disamping itu, keadaan umum ini barangkali muncul bukan hanya selama sakit, tapi juga setelah peristiwa fisikal atau emosional yang menekan. Didorong oleh berbagai observasi awal ini, Selye mulai meneliti untuk mengidentifikasi respon fisik yang konsisten ini terhadap keadaan-keadaan yang menekan.
Dia menemukan bahwa perubahan temperatur yang mendadak, infeksi bakteri, suara berisik, atau surprise besar, seluruhnya bisa memicu berbagai sistem pertahanan tubuh yang sama. Selye menyebut sebagai reaksi tubuh non-spesifik (yang berlaku umum bagi hampir semua orang) terhadap berbagai keadaan stress yang menekan. Kapanpun sebuah peristiwa memicu reaksi ini, peristiwa tersebut disebut sebagai faktor penyebab stress (stressor). Sindrom Adaptasi Umum (SAU), istilah medis dari Selye untuk stress yang berkembang dalam tiga tahap:

1. Reaksi peringatan (the alarm reaction)
Reaksi ini awalnya dibangkitkan oleh sistem-sistem simpatik (sistem yang beroperasi melalui suatu daya tarik menarik,saling tergantung, atau gabungan yang mutual) dan parasimpatik yang berfungsi serempak. Subsistem-sistem ini mengadaptasikan fungsi-fungsi tubuh untuk memenuhi tekanan stress. Sistem simpatetik merangsang kelenjar-kelenjar adrenalin untuk memproduksi kelenjar adrenalin. Secara bersamaan hypothalamus menggerakkan/menggiatkan/menghidupkan suatu pola hormon untuk bebas dari kelenjar di bawah otak. Melalui sinyal-sinyal hormonnya ,kelenjar ini mengatur pertahanan jasmaniah (somatic) umum bagi reaksi adaptasi.

2. Tahap Resistensi
Dengan menolak penyakit bahaya riil, operasi-operasi ini mengamankan hidup . Selama fase kedua Syndroma Adaptasi Umum (SAU), berbagai reaksi saraf tubuh dan kelenjar dan kelenjar endokrin terus berlangsung sampai situasi stres mereda.

3. Tahap Kelelahan
Pengeluaran energy dan berbagai potensi vital tubuh lainnya, dalam dua tahap pertama (stress), kemudian akan membawa pada tahap ketiga stress yaitu kelelahan. Kelelahan ini terus berlangsung sampai tubuh bisa memperoleh istirahat yang banyak dan memulihkan dirinya sendiri. Jika tubuh tidak menerima istirahat yang cukup untuk memperbaiki keseimbangannya, stress menjadi kondisi kronis yang secara gradual akan merusak kesehatan tubuh dan emosi.

Tidak hanya tekanan-tekanan fisik tapi juga emosi tinggi meningkatkan produksi adrenalin. Organisme mengalami keadaan peringatan ini sebagai persiapan untuk “bertarung atau menghindar (fight or flight)”. Meski komponen-komponen perilaku dari “syndrome bertarung atau menghindar” ini barangkali ditekan atau diubah, namun seseorang tidak dapat menekan akibat-akibat biokimia yang terjadi.

Para dokter sedang mempelajari basis biokimia dari kegelisahan dan dari neurosis (kelainan saraf) kegelisahan. Orang yang sakit saraf bereaksi terhadap situasi itu dengan itu dengan ketakutan di luar proporsi. Dalam tubuh orang seperti itu, informasi yang diproses oleh pusat-pusat selaput otak dan limbik tampaknya menggerakkan Syndrom Adaptasi Umum (stress), secara tak cocok dengan mendorong peningkatan produksi adrenalin.

Perubahan-perubahan biokimia dari reaksi peringatan “bertarung atau menghindar”, meliputi hilangnya endapan-endapan lemak pada tubuh karena zat-zat asam lemak karena dipakai sebagai bahan bakar untuk mengeluarkan energy. Meningkatnya sejumlah lemak yang terkandung dalam aliran darah menyebabkan penyakit serangan jantung. Konsentrasi zat asam lemak yang tinggi di dalam darah diasosiasikan dengan tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke. Hipertensi suatu kondisi kronis dimana tekanan-tekanan fisik secara mencolok sangat berpengaruh, adalah penyakit peredaran darah yang paling umum terjadi. Sekarang hamper 24 juta menderita hipertensi dan 700.000 orang Amerika meninggal setiap tahun karena penyakit jantung.